Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menunggu Diborong China, Gandum AS Siap-siap Merekah

Perdagangan gandum di Chicago, Amerika Serikat berpotensi cerah, menyusul rencana China memborong gandum dari negara tersebut sebanyak 7 juta ton.
Ladang gandum/
Ladang gandum/

Bisnis.com, JAKARTA – Perdagangan gandum di Chicago, Amerika Serikat berpotensi cerah, menyusul rencana China memborong gandum dari negara tersebut sebanyak 7 juta ton.

Pada perdagangan Rabu (23/1), pukul 18.53 WIB, harga gandum meningkat 0,48% atau 2,50 poin menjadi US$523.75 per bushel. Semenjak awal tahun (year to date-ytd) harga komditas tersebut sudah menanjak 3,73%.

Mengutip Bloomberg, Rabu (23/1), menurut seorang pejabat China, negaranya tengah mempertimbangkan untuk membeli komoditas sebanyak itu. Akan tetapi, rencana ini bergantung pada progres pembicaraan perdagangan antar kedua negara itu.

Sumber tersebut mengatakan, pawa awalnya China berencana membeli gandum dalam jumlah kecil. Rencana itu bisa berubah, jika pembicaraan kedua  negara itu berjalan mulus. Artinya, China akan menambah volume pembeliannya.

Pejabat tersebut melanjutkan, pembelian gandum tersebut untuk mengamankan cadangan gandum dalam negeri mereka.  Selain gandum, kabarnya China juga akan membeli produk pertanian AS lainnya seperti kedelai dan jagung.

Larry Kudlow, Kepala Dewan Ekonomi Nasional dan penasihat ekonomi Presiden Donald Trump mengatakan, ruang lingkup pembicaraan perdagangan antara Washington dengan Beijing lebih luas dari sebelumnya. Namun hasil akhirnya bergantung pada niat Negeri Panda tersebut.

"Penegakan [janji-janji, adalah apa yang kami inginkan,” katanya dalam sebuah wawancara dengan CNBC Selasa (22/1) dikutip dari Bloomberg.

Pada tahun lalu, China mengenakan tarif impor sebesar 25% untuk produk pertanian Amerika, termasuk kedelai, jagung, gandum, dan daging sapi. Dampaknya para petani di Amerika Serikat menjerit karena harga yang terus turun dan stok berlimpah.

Kepala Analis Pasar Northstar Commodity Investment Co. Mark Schultz mengatakan, kabar tersebut terdangar bagus. Namun, akan terasa hampa jika tidak teralisasi.  “Harus menjadi kenyataan,” katanya. 

Menurutnya perdagangan berjangka kemungkinan akan memperoleh dukungan lebih dari para importir. Sebab mereka menilai gandum AS lebih menarik karena harganya lebih rendah dibandingkan dengan gandum dari negara lain.

Sebagai informasi, pada awal bulan ini, koperasi pertanian Amerika CHS menjual gandum AS kepada pembeli swasta China. Namun jumlahnya tidak signifikan. Sementara itu perusahaan-perusahaan komersial telah menghentikan pembelian gandum dari Negeri Pan Sam karena tarif yang tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Gajah Kusumo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper