Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Mulai Merangkak Naik, Imbas Positif Perundingan Dagang AS - China

Harga emas mulai merangkak naik seiring dengan perkembangan terbaru dari perundingan dagang antara AS dan China.
Emas/Reuters
Emas/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas mulai merangkak naik seiring dengan perkembangan terbaru dari perundingan dagang antara AS dan China.

Mengutip riset harian Asia Tradepoint Futures, hingga perdagangan Rabu (13/2/2019), harga emas membukukan kenaikan dalam lima sesi perdagangan berturut-turut dan mampu bertahan di atas level US$1.300 per troy ounce, serta pernah menyentuh level tertinggi US$1.331 per troy ounce pada akhir Januari sebelum diwarnai aksi profit taking yang memicu koreksi.

"Pidato dari Ketua The Fed Jerome Powell yang mengindikasikan bahwa The Fed tidak terburu-buru melakukan pengetatan suku bunga ikut membantu penguatan emas hingga hari ini," tulis Asia Tradepoint Futures seperti dikutip dari risetnya pada Rabu.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (13/2/2018) pukul 22.49, harga emas bergerak positif, menguat 0,41% atau naik 5,35 poin menjadi US$1.316,15 per troy ounce.

Emas berhasil kembali naik, setelah pada perdagangan sebelumnya harus terpukul akibat naiknya permintaan aset investasi dolar AS yang mendorong naik indeks mata uang tersebut ke level tertingginya.

Namun, penguatan harga emas ini cenderung terbatas di tengah tumbuhnya kembali minat pelaku pasar kepada aset beresiko menyusul meningkatnya optimisme terhadap perundingan dagang. Kondisi tersebut tecermin dari menguatnya pasar saham global.

Di lain sisi, negosiasi antara Presiden AS Donald Trump dan anggota parlemen yang berakhir pada kesepakatan dapat menghindari terulangnya penutupan kegiatan pemerintah atau government shutdown yang juga menjadi sentimen penggerak emas.

Sebagian pelaku pasar memandang kesepakatan tersebut tetap tidak menyebut dana US$5,7 miliar yang diinginkan Trump untuk membangun tembok perbatasan sehingga ketegangan politik di AS dapat saja kembali menghangat.

Pada perdagangan pekan ini, perhatian pelaku pasar akan tertuju pada perilisan data inflasi consumer price index (CPI) AS. Data ini di anggap sebagai acuan bagi The Fed untuk menentukan kebijakan suku bunga. Jika data tersebut negatif, kemungkinan besar harga emas terus menguat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper