Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Persiapkan Naik Kelas, BTPN Tahan Laba Tahun 2018

Bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN) memutuskan untuk menahan laba tahun 2018 yang bertujuan agar dapat naik kelas menjadi bank umum kelompok usaha (BUKU) IV dengan modal inti lebih dari Rp30 triliun.
Dirut PT Bank BTPN Tbk Ongky Wanadjati Dana (kedua kiri) disaksikan Komisaris Utama Mari Elka Pangestu (kiri) dan Wakil Dirut Kazuhisa Miyagawa (kanan), bersalaman dengan SMBC Group Managing Executive Officer - Head of International Banking Unit Masahiko Oshima, di Jakarta, Jumat (1/2/2019)./Antara
Dirut PT Bank BTPN Tbk Ongky Wanadjati Dana (kedua kiri) disaksikan Komisaris Utama Mari Elka Pangestu (kiri) dan Wakil Dirut Kazuhisa Miyagawa (kanan), bersalaman dengan SMBC Group Managing Executive Officer - Head of International Banking Unit Masahiko Oshima, di Jakarta, Jumat (1/2/2019)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN) memutuskan untuk menahan laba tahun 2018 yang bertujuan agar dapat naik kelas menjadi bank umum kelompok usaha (BUKU) IV dengan modal inti lebih dari Rp30 triliun.

Berdasarkan laporan tahunan 2018, BTPN memiliki modal modal inti senilai Rp16,4 triliun atau tumbuh 8,29% dari tahun sebelumnya senilai Rp15,1 triliun. Adapun, modal inti PT Bank Sumitomo Mitsumi Indonesia (SMBCI) pada akhir 2018 tercatat sejumlah Rp8,5 triliun. Dengan kata lain, setelah merger, BTPN memiliki modal inti sekitar Rp24,9 triliun.

Direktur Utama BTPN, Ongki Wanadjati menyampaikan BTPN ingin naik menjadi BUKU IV dengan cara organik. Menurutnya, BTPN akan naik kelas pada akhir 2021 dengan cara menahan laba setiap tahunnya.

"Ini konsekuensi logis. Kalau kami bisa mempertahankan laba di posisi seperti itu, memang kami perkirakan di akkhir 2021. Kami konservatif saja [pertumbuhan laba], [namun] pasti kamu usahkan tumbuh," jelasnya, Jumat (15/2/2019).

Adapun, setelah meger BTPN membukukan laba bersih senilai Rp2,96 triliun pada akhir tahun lalu. Ongki menjelaskan keputusan pemegang saham untuk tidak mengambil dividen merefleksikan komitmen jangka panjang agar BTPN dapat tumbuh berkelanjutan.

Ongki mengutarakan BTPN memiliki kapasitas yang lebih besar pasca-merger dengan SMBCI. Oleh karena itu, BTPN akan dapat bersinergi dengan induk dan melakukan cross-selling. Namun demikian, Ongki enggan meberikan target penyaluran kredit pada tahun ini.

Ongki mengemukakan kemampuan BTPN dalam menyalurkan kredit akan bertambah. Sebagai contoh, sambungnya, perseroan kini dapat menyalurkan kredit korporasi tidak hanya ke proyek-proyek di sekitar Ibu Kota, namun sudah dapat menyalurkan kredit ke berbagai proyek di penjuru negeri.

Selain korporasi, Ongki menyebutkan BTPN juga akan memfokuskan pembiayaan ke bidang manufaktur, pensiunan, dan UMKM. 

Terkait penyaluran kredit UMKM, berdasarkan situs resmi Kredit Usaha Rakyat (KUR), realisasi penyaluran KUR terhadap target yang ditentukan hanya 9,6% atau senilai Rp26 miliar dari Rp275 miliar.

Menanggapi hal tersebut, Ongki menuturkan BTPN masih melakukan transformasi model pembiayaan mikro sejak 2015--2016 lalu. Pada tahun ini, ujarnya, perseroan akan kembali berkontribusi menyalurkan KUR setelah dapat menjalankan model penyaluran kredit UMKM yang baru.

Di sisi lain, Ongki mengatakan permodalan (capital adequecy ratio/CAR) masih cukup. Berdasarkan laporan tahunan, CAR BTPN berada di level 22,9%. Adapun, rasio penyaluran kredit terhadap pendanaan (loan to funding/LFR) berada di posisi 86%.

Melihat rasio likuiditas tersebut, Ongky berpendapat perseroan dapat mengantisipasi ketentuan yang akan datang. Perseroan, katanya, juga sudah mengantisipasi penerapan PSAK 71 yang akan efektif berlaku awal tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andi M. Arief
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper