Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Indonesia: Defisit Neraca Perdagangan Bukan Pemicu Pelemahan Rupiah

Bank Indonesia menepis anggapan yang menyatakan pelemahan rupiah dipicu oleh faktor rilis neraca perdagangan Januari yang mengalami defisit hingga US$1,16 miliar.
Karyawan bank memperlihatkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Jakarta, Senin (7/1/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga
Karyawan bank memperlihatkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Jakarta, Senin (7/1/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menepis anggapan yang menyatakan pelemahan rupiah dipicu oleh faktor rilis neraca perdagangan Januari yang mengalami defisit hingga US$1,16 miliar. 

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), Nanang Hendarsah menegaskan pelemahan rupiah yang terjadi hari ini, Jumat (15/2/2019), lebih disebabkan oleh faktor short covering yang dilakukan perbankan di dalam negeri. 

"Jadi selama ini banyak bank yang jual ke nasabah korporasi sehingga bank mengalami short [kekurangan] dolar AS. Untuk menutup short tersebut bank membeli di pasar," ungkap Nanang, Jumat (15/2/2019).

Dengan demikian, koreksi pergerakan nilai tukar rupiah lebih karena faktor teknik. Nanang menegaskan Bank Indonesia tetap menjaga likuiditas di pasar secara terukur. 

Selain faktor tersebut, Bank Indonesia melihat pelemahan mata uang regional dipengaruhi juga oleh kekhawatiran pasar terhadap perkembangan pembicaraan perdagangan antara AS dan China yang berjalan lambat. 

Ekonom Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro mengungkapkan pasar ekuitas, surat utang dan valas di dalam negeri mengalami koreksi bersamaan. Hal ini disebabkan oleh defisit neraca perdagangan yang mencapai US$1,16 miliar pada Januari 2018. 

"Kekhawatiran pasar benar. Ini merupakan data perdagangan Januari terburuk dari lebih satu dekade, padahal Indonesia jarang mencetak defisit yang lebar pada awal tahun," ujar Satria. 

Bahkan, data historis posisi transaksi berjalan pada kuartal pertama umumnya selalu menunjukkan posisi yang sehat. Data ini, ujar Satria, dapat menjadi sinyal buruk bagi upaya perbaikan defisit transaksi berjalan yang dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia. 

Sementara itu, nilai tukar rupiah di pasar spot Bloomberg, melemah 36 poin atau 0,26% ke level Rp14.126 per dolar AS, saat indeks dolar AS menguat 0,143 poin atau 0,15% ke posisi 97,121 pukul 15.20 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper