Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Oso Sekuritas : IHSG Kembali Bergerak Menguat Hari Ini

Oso Sekuritas memperkirakan IHSG kembali bergerak menguat dengan pergerakan di kisaran 6.483-6.581.
Karyawan memantau pergerakan Indeks harga saham gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan manajer investasi, di Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Endang Muchtar
Karyawan memantau pergerakan Indeks harga saham gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan manajer investasi, di Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Oso Sekuritas memperkirakan IHSG kembali bergerak menguat dengan pergerakan di kisaran 6.483-6.581.

Tim analis Oso Sekuritas menyebutkan hal itu karena IHSG ditutup menguat sebesar 0,28% ke level 6.512.

IHSG ditutup candle bearish dengan indikator Stochastic bullish dan MACD histogram ke arah
postif dengan volume meningkat tipis. 

Delapan dari sepuluh indeks sektoral berakhir dalam teritori positif, dimana sektor Industri Dasar dan Propertimemimpin penguatan masing-masing sebesar 1.02% dan 1.01%.

Adapun saham yang menjadi  penggerak indeks diantaranya: BBCA, SMGR, CPIN, UNVR, INTP
Pergerakan indeks dalam beberapa hari terakhir masih dipengaruhi oleh adanya pertemuan Bank Indonesia yang memang diperkirakan tetap mempertahankan suku bunganya di level 6%.

Adapun data tersebut rencananya akan rilis pada hari ini.Selain itu, adanya optimisme atas penerimaan pajak ditahun 2019 yang diharapkan tumbuh lebih baik dengan adanya kemudahan melalui reformasi
pajak juga turut menjadi sentimen positif bagi indeks.

Sementara itu, indeks utama bursa saham AS ditutup dalam teritori positif pada perdagangan Rabu (20/02). Dow Jones naik 0.24% ke level 25,954, S&P menguat 0.18% dan Nasdaq flat dengan pergerakan terbatas 0.03% ke level  7,48.

Saham AS berakhir lebih tinggi pada hari Rabu setelah risalah dari FOMC yang menegaskan kembali bahwa bank sentral AS akan "sabar" sehubungan dengan kenaikan suku bunga lebih lanjut. Dimana Presiden The Federal Reserve John Williams mengatakan bahwa bank sentral AS tidak perlu menaikkan suku bunga lagi, kecuali pertumbuhan ekonomi atau inflasi  bergeser lebih tinggi secara tak terduga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper