Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Dunia Menguat Tipis

Harga minyak global menguat tipis di bawah 1% pada perdagangan Jumat (7/6/2019), usai jatuh ke level terendah pada sesi sebelumnya. Penguatan tersebut dipicu oleh sebuah laporan bahwa Amerika Serikat dapat menunda sanksi tarifnya terhadap Meksiko.
Minyak WTI/Reuters
Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak global menguat tipis di bawah 1% pada perdagangan Jumat (7/6/2019), usai jatuh ke level terendah pada sesi sebelumnya. Penguatan tersebut dipicu laporan bahwa Amerika Serikat dapat menunda sanksi tarifnya terhadap Meksiko.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate menguat 0,91% atau 0,48 poin ke posisi US$53,07 per barel, hingga pukul 07:53 WIB. Sementara, harga minyak Brent menguat 0,78% atau 0,48 poin ke level US$62,15 per barel.

‘’Ada pembicaraan sekarang bahwa AS mungkin tidak mengenakan tarif kepada Meksiko, dan hal tersebut mendorong pasar modal naik. Anda punya sedikit perlindungan berdasarkan pernyataan itu,” kata Dominick Chirichella, Direktur Manajemen Risiko dan Layanan Konsultasi di EMI DTN, New York, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (7/6/2019).

Hubungan AS dan Meksiko meregang baru baru ini, usai Presiden Donald Trump memutuskan untuk menjatuhkan sanksi 5% untuk barang-barang Meksiko mulai 10 Juni mendatang. Pengenaan sanksi ini berkaitan dengan imigran illegal yang melintasi perbatasan kedua negara.

Meski terlihat menguat, tetapi pergerakan harga minyak cenderung terbatas. Sebabnya karena sentimen negatif dari tanda-tanda baru kemunduran perkonomian global. Selain itu juga karena kekhawatiran yang tengah berlangsung terkait pertumbuhan pasokan minyak mentah AS.

Pada Rabu (5/6), harga minyak mentah Brent dan WTI telah mencapai level terendahnya sejak pertengahan Januari tahun ini di level US$59,45 per barel dan US$50,60 per barel. Pelemahan terjadi karena produksi minyak mentah AS mencapai rekor tertinggi dan stok mencapai tertinggi sejak Juli 2017.

Baik minyak mentah Brent dan WTI berada di area bearish, setelah kehilangan lebih dari 20% dari level puncak yang dicapai pada akhir April lalu.

Tanda-tanda perlambatan ekonomi global telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, dipicu oleh ketegangan perdagangan antara AS dan China, dua konsumen energi terbesar di dunia.

Presiden AS Donald Trump dalam pernyataan terbarunya mengatakan, kemungkinan akan memutuskan tarif yang lebih banyak untuk China pada akhir Juni, yang mengikuti ancaman untuk mengenakan tarif bea impor pada setidaknya barang senilai US$300 miliar.

Harga minyak menguat dalam 5 bulan pertama tahun ini ke level tertinggi US$75 per barel, didukung oleh pembatasan pasokan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi dan beberapa sekutunya termasuk Rusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper