Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Dugaan Serangan Kapal Tanker di Teluk Oman, Harga Minyak Memanas

Harga minyak dunia kembali bergelora pada perdagangan Kamis (13/6/2019), usai dugaan serangan terhadap dua kapal tanker di Teluk Oman, wilayah yang berdekatatan dengan Iran dan Selat Hormuz.

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dunia kembali bergelora pada perdagangan Kamis (13/6/2019), usai dugaan serangan terhadap dua kapal tanker di Teluk Oman, wilayah yang berdekatatan dengan Iran dan Selat Hormuz.

Dilansir dari Reuters, Kamis (13/6/2019), kedua kapal tanker itu adalah Front Altair berbendera Kepulauan Marshal, dan Kokuka Courageous berbendera Panama. Menurut seorang sumber, keduanya telah dievakuasi dan awaknya selamat. 

Dalam peristiwa ini kapal Front Altair tengah membawa naphtha dan Kokuka Courageous membawa methanol. Penyewa tanker Front Altair mengatakan, kapal dicurigai terkena torpedo. Sementara, tanker Kokuka mengalami kerusakaan diduga berasal dari serangan, tetapi muatannya masih utuh.

Insiden itu terjadi menyusul serangan sabotase bulan lalu terhadP kapal-kapal di emirat Fujairah, salah satu pusat bunkering terbesar di dunia.

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 16.11 WIB, harga minyak mentah West Texas Intermediate menghangat 2,66% atau 1,36 poin ke level US$52,50 per barel. Harga minyak Brent menguat lebih tajam 3,10% atau 1,86 poin ke level US$61,83 per barel. 

Namun, dua harga acuan minyak global itu menuju kerugian mingguan. Sebelumnya, harga minyak telah merosot karena kenaikan tak terduga dalam stok minyak mentah AS dan prospek penurunan permintaan minyak global.

United Kingdom Maritime Trade Operations, bagian dari Angkatan Laut Kerajaan Inggris (Royal Navy), Kamis (13/6), menyatakan, pihaknya mengetahui insiden di Teluk Oman, dekat pantai Iran. "Inggris dan mitranya sedang menyelidiki insiden itu," kata mereka. 

Pada 29 Mei lalu, Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton mengatakan, ranjau laut hampir pasti beradal dari Iran, digunakan untuk menyerang kapal tanker dari Uni Emirat Arab pada bulan lalu. Pihaknya pun memperingatkan Teheran agar tidak melakukan operasi baru.

Ketegangan di Timur Tengah telah meningkat sejak Presiden AS Donald Trump menarik diri dari pakta nuklir multinasional 2015 dengan Iran dan menerapkan kembali sanksi, terutama menargetkan ekspor minyak utama Teheran.

Iran, yang menjauhkan diri dari serangan sebelumnya, mengatakan tidak akan takut dengan apa yang disebut perang psikologis.

Di sisi lain harga minyak juga mendukung untuk bullish seiring muncul tanda-tanda bahwa anggota OPEC hampir mencapai kesepakatan tentang pengurangan produksi berkelanjutan.
 
 
 
 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper