Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS-India Memanas, Rupiah Ditutup Melemah

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Senin (17/6/2019) rupiah berada di level Rp14.336 per dolar AS, melemah 0,08% atau 12 poin.
Karyawati sebuah Money Changer melayani penukaran uang, di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Himawan L. Nugraha
Karyawati sebuah Money Changer melayani penukaran uang, di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Himawan L. Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Kurs rupiah ditutup melemah tipis pada perdagangan Senin (17/6/2019) seiring dengan meningkatnya ketegangan perdagangan AS dengan beberapa negara lain, termasuk China dan India, sehingga melemahkan selera investasi aset berisiko.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Senin (17/6/2019) rupiah berada di level Rp14.336 per dolar AS, melemah 0,08% atau 12 poin.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa di tengah perang dagang AS dan China yang belum menunjukkan tanda akan segera berakhir, bertambahnya India sebagai target lawan perang dagang AS telah memperkuat proyeksi adanya perlambatan ekonomi global.

“Jika perang dagang terus berlangsung dan bahkan skalanya lebih luas, maka dijamin perlambatan ekonomi global adalah sebuah keniscayaan. Sesuatu yang bisa membuat investor khawatir dan enggan masuk ke instrumen berisiko di negara berkembang,” ujar Ibrahim dalam publikasi risetnya, Senin (17/6/2019).

Adapun, sejak 5 Juni, AS telah menghapus fasilitas Generalized System of Preference (GSP), atau fasilitas bebas bea impor bagi produk buatan India. Trump memutuskan meniadakan fasilitas tersebut karena dinilai dapat mengancam industri dan kepentingan dalam negeri.

Tidak terima keputusan tersebut, India pun membalas AS dengan mengancam akan menerapkan tarif impor bagi 28 produk AS seperti kacang almond, walnut, dan apel.

Kebijakan tersebut dinilai dapat memukul sektor pertanian AS karena India merupakan pembeli kacang almond terbesar AS dengan nilai US$543 juta. Jumlah tersebut lebih dari separuh total ekspor kacang almond AS.

Selain itu, situasi Timur Tengah yang memanas seiring dengan serangan dua kapal kargo di Selat Hormuz menjadi katalis negatif bagi pergerakan rupiah.

Ibrahim mengatakan, apabila situasi di Timur Tengah memanas, apalagi jika sampai mengganggu jalur pelayaran, maka akan berdampak terhadap harga minyak dunia.

“Kenaikan harga minyak akan menjadi sentimen negatif bagi rupiah. Sebab kenaikan harga komoditas ini akan membuat biaya impornya semakin mahal sehingga mengancam transaksi berjalan,” papar Ibrahim.

Dia memprediksi rupiah akan diperdagangkan di level Rp14.310 per dolar AS hingga Rp14.370 per dolar AS pada perdagangan Selasa (18/6/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper