Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed dan RDG BI Bikin Pasar Obligasi Menguat Terbatas

Pilarmas Investindo Sekuritas memprediksi bahwa pagi ini, Kamis (20/6/2019) pasar obligasi diperkirakan dibuka menguat dengan potensi menguat terbatas. 
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Pilarmas Investindo Sekuritas memprediksi bahwa pagi ini, Kamis (20/6/2019) pasar obligasi diperkirakan dibuka menguat dengan potensi menguat terbatas. 

Keterbatasan ini akan datang dari adanya hasil dari pertemuan Bank Sentral Indonesia yang akan diadakan hari ini. 

Adapun, pertemuan Federal Open Market Committee  yang telah terjadi menetapkan tidak ada perubahan untuk tingkat suku bunga pada Juni ini. Namun, FOMC mengisyaratkan bahwa mereka siap untuk menurunkan tingkat suku bunga, pertama kalinya sejak 2008. 

Ketidakpastian yang terus meningkat seiring dengan adanya perang dagang antara Amerika dan China membuat FOMC mengambil ruang yang lebih besar untuk melakukan pemotongan. 

Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa tujuan utama mereka adalah untuk mempertahankan fase ekspansi ekonomi. FOMC juga akan terus lebih bersabar dan menunggu data yang masuk untuk memberikan gambaran waktu yang tepat mengenai pemangkasan tingkat suku bunga.

Namun, Powell masih enggan mengatakan seberapa besar The Fed akan memangkas tingkat suku bunga tahun ini.

Wakil ketua Fed Richard Clarida pun mengatakan bahwa tingkat inflasi yang rendah mungkin akan menjadi alasan The Fed untuk melonggarkan kebijakan.

Jika data inflasi yang masuk terus menerus berada di bawah sasaran prediksinya yaitu 2%. The Fed akan mempertimbangkan untuk melakukan pengaturan kebijakan kembali. 

Atas dasar FOMC meeting hari ini, tingkat probabilitas telah naik menjadi 100% pada setiap bulan FOMC meeting. Hal ini menunjukkan bahwa kapan saja The Fed dapat memangkas tingkat suku bunganya. 

Hal ini juga yang akan mendorong pasar untuk bereaksi lebih awal, baik saham maupun obligasi. Keduanya berpotensi untuk mencatatkan kenaikan kembali. 

Dengan demikian, ketika The Fed memangkas tingkat suku bunga, yang kemungkinan besar akan diikuti oleh Bank Indonesia. Hal ini akan membuat harga dari efek baik obligasi maupun saham tersebut sudah “price in” terlebih dahulu. 

Direktur Riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan bahwa selanjutnya pasar hanya tinggal menanti sentimen positif dari pertemuan antara Amerika dan China yang akan dilaksanakan pada akhir bulan.

Apabila pertemuan tersebut tidak berjalan dengan baik, mungkin dampaknya akan sedikit berkurang, karena pasar punya senjata baru, “cutting”. 

Fokus berikutnya adalah Rapat Dewan
Gubernur Bank Indonesia hari ini, yang kami melihat juga belum akan memangkas tingkat suku bunga.

"Tetap hati-hati karena koreksi tengah menghantui, pergerakan pasar hari ini murni berdasarkan sentimen dan ekspektasi yang terpenuhi. Kami merekomendasikan beli hari ini," jelasnya Kamis (20/6/2019).

Kenaikan harga obligasi ini pada akhirnya sudah mengkompensasi penurunan yang terjadi pada bulan April lalu hingga Juni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper