Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS-China Sepakat Berunding Lagi, Dolar Menguat

Pergerakan indeks dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan pagi ini, Senin (1/7/2019), di tengah meningkatnya daya tarik aset berisiko setelah pemerintah AS dan China sepakat untuk memulai kembali perundingan dagang mereka.
Karyawan bank memperlihatkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Jakarta, Senin (7/1/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga
Karyawan bank memperlihatkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Jakarta, Senin (7/1/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan pagi ini, Senin (1/7/2019), di tengah meningkatnya daya tarik aset berisiko setelah pemerintah AS dan China sepakat untuk memulai kembali perundingan dagang mereka.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia, menguat 0,224 poin atau 0,23 persen ke level 96,354 pada pukul 10.27 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat (28/6/2019), indeks dolar berakhir turun 0,07 persen atau 0,064 poin di posisi 96,130, penurunan hari kedua berturut-turut.

Indeks mulai pulih dari penurunannya ketika dibuka di zona hijau dengan kenaikan 0,124 poin atau 0,13 persen di level 96,254 pagi ini.

Setelah bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20, Osaka, Jepang, pada Sabtu (29/6/2019), Presiden AS Donald Trump menyatakan akan menahan pengenaan tarif baru. Sebagai kompensasi, China akan membeli lebih banyak produk pertanian AS.

Trump juga mengatakan Departemen Perdagangan AS, selama beberapa hari ke depan, akan mengkaji apakah akan mengeluarkan Huawei dari daftar perusahaan yang dilarang membeli komponen dan teknologi dari perusahaan-perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah.

“Sebagian besar diskusi yang terjadi antara Amerika Serikat dan China di G20 telah diantisipasi, tetapi pernyataan tentang Huawei sedikit mengejutkan,” ujar Yukio Ishizuki, pakar strategi mata uang senior di Daiwa Securities.

“Ada lebih banyak posisi short dari yang diharapkan atas dolar AS. Tapi begitu posisi short ini ditutup, kenaikan dolar kemungkinan akan melambat menjelang rilis laporan nonfarm payroll,” tambahnya, seperti dikutip dari Reuters.

Menurut prediksi ekonom dalam survei oleh Reuters, data nonfarm payroll AS, yang akan dirilis pada Jumat (5/7/2019), akan meningkat menjadi 160.000 pada Juni dari 75.000 pada Mei.

Data penting AS lainnya yang akan dirilis pekan ini termasuk indeks aktivitas non-manufaktur Institute of Supply Management (ISM) untuk Juni.

“Fokus pasar saat bergeser ke fundamental-fundamental AS dengan berakhirnya G20,” terang Koji Fukaya, direktur di FPG Securities.

“Sejumlah pejabat Fed membatasi pandangan pelonggaran [kebijakan moneter] baru-baru ini dan rilis data itu akan membantu pasar mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang apakah The Fed siap untuk menurunkan suku bunganya bulan ini [Juli].”

Dalam pertemuan kebijakan 18-19 Juni, bank sentral AS tersebut membuka peluang penurunan suku bunga sebelum akhir tahun ini.

Namun pekan lalu, beberapa pejabat Fed, termasuk Gubernur Jerome Powell, juga perjanjian kesepakatan pemerintah AS dan China untuk melanjutkan perundingan perdagangan mereka telah meredakan ekspektasi untuk penurunan suku bunga secara agresif.

Posisi indeks dolar AS
TanggalPosisi

1/7/2019

(Pk. 10.27 WIB)

96,354

(+0,23 persen)

28/6/2019

 

96,130

(-0,07 persen)

27/6/2019

 

96,194

(-0,02 persen)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper