Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ringkasan Perdagangan 3 Juli: IHSG Akhiri Reli, Rupiah Berbalik Menguat

Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com hari ini, Rabu (3/7/2019)
Seorang wanita melintas di depan layar digital pergerakan saham di Jakarta, Kamis (23/5/2019)./ANTARA FOTO - Akbar Nugroho Gumay
Seorang wanita melintas di depan layar digital pergerakan saham di Jakarta, Kamis (23/5/2019)./ANTARA FOTO - Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA –Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri reli penguatn empat harinya seiring dengan pelemahan bursa Asia.

Di sisi lain, nilai tukar rupiah berbalik menguat menyusul meredanya kenaikan harga minyak mentah. Sementara itu, pergerakan sejumlah komoditas seperti emas dan karet cenderung fluktuatif.

Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com hari ini, Rabu (3/7/2019):  

Akhiri Reli Positif Empat Hari, IHSG Ditutup Melemah

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 0,35 persen atau 22,28 poin ke level 6.362,62 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Indeks mulai bergeser ke zona merah setelah dibuka turun 0,34 persen atau 21,94 poin di posisi 6.362,96 pagi tadi. Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak fluktuatif di level 6.345,32 – 6.385,37.

Delapan dari sembilan sektor berakhir di wilayah negatif, didorong sektor tambang yang melemah 3,49 persen, disusul sektor pertanian yang turun 1,11 persen. Adapun hanya sektor barang konsumsi yang menguat sebesar 0,24 persen.

Dari 638 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 181 saham menguat, 228 saham melemah, dan 229 saham stagnan. 

Kenaikan Harga Minyak Mereda, Rupiah Berhasil Ditutup Menguat

Rupiah berhasil ditutup menguat pada perdagangan Rabu (3/7/2019) seiring dengan penurunan harga minyak dunia.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Rabu (3/7/2019), rupiah berada di level Rp14.120 per dolar AS, menguat 0,13% atau 19 poin.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa penurunan harga minyak menjadi katalis positif bagi rupiah karena akan mempengaruhi biaya impor minyak Indonesia menjadi lebih murah. Tercatat, harga minyak mentah yang sempat naik di level $ 60,27 per barel  kini sudah kembali turun di level US$56,64 per barel, pada pukul 16.48 WIB.

"Penurunan tersebut mengakibatkan berkurangnya risiko tekanan terhadap neraca perdagangan dan transaksi berjalan Indonesia, sehingga kekhawatiran terjadinya defisit transaksi Juli akan memudar," ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Rabu (3/7/2019). 

Pertumbuhan Ekonomi Global Bayangi Optimisme Investor, Bursa Asia Melemah

Bursa saham Asia melemah pada perdagangan Rabu (3/7/2019) karena antusiasme awal atas gencatan senjata perdagangan AS-China tertutup oleh kekhawatiran baru atas ancaman AS terhadap tarif pada barang-barang impor Eropa.

Kekhawatiran pertumbuhan global juga membebani kepercayaan investor, dengan Korea Selatan memotong proyeksi pertumbuhan ekonomi dan target ekspor, sehari setelah data manufaktur yang lebih lemah di seluruh dunia.

Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang terpantau melemah 0,3 persen, sementara indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang melemah masing-masing 0,53 persen dan 0,65 persen.

Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing merosot 0,94 persen dan 1,11 persen, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,07 persen. 

Lanjut Reli, Emas Kembali Bergerak di US$1.400

Emas melanjutkan reli dan kembali bergerak di atas US$1.400 per troy ounce dipicu oleh data ekonomi dunia yang lemah sehingga mendorong adanya harapan terhadap langkah stimulus baru oleh bank sentral.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (3/7/2019) hingga pukul 15.52 WIB, emas di bursa Comex menguat 19,5 poin atau 1,38 persen ke level US$1.427,50 per troy ounce.

Ekonom Oversea-Chinese Banking Corp Singapura Howie Lee mengatakan bahwa pergerakan emas kembali dibayangi sentimen yang sempat membuat logam mulia tersebut berada di jalur bullish

Perlambatan Ekonomi Bayangi Pertumbuhan Sektor Otomotif, Harga Karet Merosot

Berdasarkan data Bloomberg, harga karet untuk kontrak teraktif Desember 2019 di Tokyo Commodity Exchange (Tocom) ditutup merosot 3,35 persen atau 6,40 poin di level 184,60 yen per kg dari level penutupan sebelumnya.

Pada perdagangan Selasa (2/7/2019), harga karet kontrak Desember 2019 dituutp di zona merah dengan pelemahan 2,15 persen atau 4,2 poin ke level 191 yen per kg.

Sementara itu, harga karet di Shanghai Futures Exchange juga ditutup melemah 0,27 persen atau 30 poin ke level 11.245 yuan per ton.

Dilansir Bloomberg, harga karet melemah karena kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi global membayangi kenaikan tak terduga dalam penjualan mobil China yang diumumkan Selasa oleh Kementerian Perdagangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper