Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melemah setelah investor bereaksi negatif terhadap pertemuan OPEC terlepas dari kesepakatan perpanjangan pembatasan produksi karena kekhawatiran tentang ekonomi global meningkat.
Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Agustus ditutup melemah 4,8 persen atau 2,84 poin ke level US$56,25 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global Brent untuk kontrak September ditutup melemah 2,66 poin ke level US$62,40 per barel di ICE Futures Europe Exchange.
Dilansir Bloomberg, Gubernur Bank of England Mark Carney memperingatkan bahaya dari meningkatnya proteksionisme di seluruh dunia, mengutip "perlambatan pertumbuhan" yang mungkin memerlukan respons kebijakan utama.
Komentar Carney tersebut menambah kekhawatiran menyusul laporan manufaktur yang lemah dari AS, Cina dan Eropa.
Kekhawatiran menghapus optimisme di pasar minyak meskipun ada kesepakatan dari OPEC dan negara sekutunya termasuk Rusia untuk memperpanjang pengurangan produksi selama sembilan bulan.
Kesepakatan ini pun masih diwarnai perbedaan pendapat karena Arab Saudi mendorong untuk menargetkan pengurangan yang lebih dalam lagi, sementara Rusia menyatakan keraguannya pada akhir KTT OPEC di Wina akhir pekan lalu.
"Ada kekhawatiran bahwa permintaan mungkin melambat melebihi pasokan. Data yang lesu, terutama dari China sangat banyak dan tak terpisahkan dari apa yang kita lihat," ungkap Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities Toronto, dalam sebuah wawancara, seperti dikutip Bloomberg.
Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mengatakan bahwa penurunan harga minyak mentah pada Selasa merupakan "anomali,"
Arab Saudi mengatakan akan mempertahankan outputnya di bawah 10 juta barel per hari, bahkan lebih rendah dari yang disyaratkan dalam kesepakatan OPEC+. Sementara itu, Menteri Energi Saudi Khalid Al-Falih mengatakan dia sangat "antusias" terhadap prospek permintaan minyak.
Di sisi lain, Rusia mempertanyakan usulan Saudi untuk menggunakan rata-rata persediaan minyak global 2010-2014 untuk menetapkan target produksi di masa depan. Langkah itu akan membutuhkan pemotongan yang lebih dalam tetapi mencapai harga lebih tinggi dari yang dibutuhkan Saudi untuk menyeimbangkan anggaran mereka.
Pergerakan minyak mentah WTI kontrak Agustus 2019 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
2/7/2019 | 56,25 | -2,84 poin |
1/7/2019 | 59,09 | +0,62 poin |
28/6/2019 | 58,47 | -0,96 poin |
Pergerakan minyak mentah Brent kontrak September 2019 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
2/7/2019 | 62,40 | -2,66 |
1/7/2019 | 65,06 | +0,32 poin |
28/6/2019 | 64,74 | 0 poin |