Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Merck (MERK) Tergerus, Ini Penyebabnya

Laba dari operasi yang dilanjutkan PT Merck Tbk. turun 79,76% secara tahunan menjadi sebesar Rp6,12 miliar pada periode tersebut.
Jajaran direksi PT Merck Tbk.dalam public expose yang digelar di Jakarta pada Kamis (2/5/2019)./Bisnis-Azizah Nur Alfi
Jajaran direksi PT Merck Tbk.dalam public expose yang digelar di Jakarta pada Kamis (2/5/2019)./Bisnis-Azizah Nur Alfi

Bisnis.com, JAKARTA - PT Merck Tbk. membukukan pendapatan operasi yang dilanjutkan Rp316,79 miliar pada semester I/2019, naik 7,22% dibandingkan dengan semester I/2018 Rp295,45 miliar. Meski demikian, laba dari operasi yang dilanjutkan turun 79,76% menjadi sebesar Rp6,12 miliar pada periode tersebut.

Sekretaris Perusahaan Merck Melisa Sandrianti mengatakan, kinerja semester I/2019 masih sejalan dengan target perseroan. Pencapaian di semester I/2019 telah mencapai sekitar hampir 50% dari target sepanjang tahun ini.

Adapun, laba pada separuh pertama tahun ini yang tertekan karena kontribusi penjualan untuk pasar Jaminan Kesehatan Nasional yang semakin besar. Dengan demikian, emiten berkode saham MERK ini mencatatkan penurunan laba kotor 3,21% secara tahunan menjadi Rp106,15 miliar.

Diketahui, beban pokok penjualan MERK naik 13,39% menjadi Rp210,64 miliar. Sementara itu, pendapatan dari operasi yang dilanjutkan hanya meningkat 7,22%.

"Selain itu, biaya administrasi yang sebelumnya dibebankan kepada bisnis consumer health saat ini menjadi tanggungan perseroan," katanya pada pekan lalu.

Sebagai strategi memacu kinerja agar mencapai target, produsen Sangobion ini, berupaya mengembangkan bisnis biopharma. Saat ini perseroan dalam proses pengalihan produksi beberapa produk biopharma agar dapat diproduksi pabrik Pasar Rebo. Pengalihan produksi dilakukan terhadap produk diabetes dan hipertensi.

Perseroan telah berhasil memperoleh persetujuan sebagian pemindahan Glucovance 500 mg/2,5 mg dan Glucovance 500 mg/5 mg. Dia mengatakan, perseroan berharap produksi kedua produk itu dapat mulai beroperasi pada semester II/2019.

"Pengurusan izin dan transfer teknis membutuhkan waktu yang cukup panjang. Meski demikian, kami mendapatkan persetujuan sebagian pemindahan produksi," katanya.

Sebagai informasi, produk biopharma menjadi penopang terhadap pendapatan perseroan hingga 82,24% pada semester I/2019, setelah perseroan melepas divisi consumer health pada akhir tahun lalu.

Pada akhir tahun lalu, perseroan juga telah menyelesaikan proyek renovasi fase IV di Pabrik Pasar Rebo pada akhir 2018. Dengan demikian, kapasitas produksi yang semula 660 juta tablet dan kapsul per tahun menjadi 1,6 miliar tablet dan kapsul per tahun.

Sejalan dengan peningkatan kapasitas produksi, perseroan bakal menambah pasar baru dan mengembangkan pasar Asia Tenggara dalam dua tahun mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper