Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minim Sentimen, Harga SUN Diproyeksi Menguat Terbatas

Pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat terbatas
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Harga surat utang negara (SUN) diproyeksi menguat terbatas pada perdagangan hari ini akibat minimnya sentimen. 

Dikutip dari hasil risetnya, Rabu (11/9/2019), Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan harga SUN diperkirakan menguat pada perdagangan hari ini akibat dua sentimen yakni perang dagang China-AS dan Irak yang mencoba melanggar kesepakatan dengan negara pengekspor minyak mentah. 

Sebelumnya, saat dihubungi Bisnis, Maximilianus menyebut kondisi pasar di pekan ini relatif minim sentimen karena fokus pasar tertuju pada peristiwa di pekan depan. Adapun, pada pekan depan agenda rapat Bank Sentral Eropa dan Bank Sentral AS menjadi perhatian pelaku pasar. 

Minimnya sentimen juga terlihat pada lelang SUN kemarin. Menurutnya, hasil lelang SUN kemarin biasa saja karena penawaran masuk masih di bawah Rp50 triliun. 

"Pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat terbatas," ujarnya. 

Lebih lanjut, dua hal yang menjadi perhatian pada perdagangan hari ini yaitu pertama, kelanjutan perang dagang China-AS. Trump menghubungkan masuknya Fentanyl, obat penghilang rasa sakit yang sangat adiktif yang berperan dalam epidemi opioid dengan perang dagang. Begitu juga dengan masuknya barang palsu dari China yang dianggap Trump memperkeruh suasana. 

Trump menilai masuknya kedua komoditas ini untuk menekan AS menurunkan tarif impor barang asal China. Dengan demikian, horizon perang dagang meluas karena menyentuh lebih dari sekadar aksi saling balas tarif. 

Menurut Maximilianus, perang dagang semakin solid di antara China-AS dengan keinginan keduanya mengurangi dependensi masing-masing. Ditambah, langkah-langkah mencari opsi lain dan menggandeng negara lain. Sebagai contoh, perusahaan AS memilih Vietnam dan Thailand sebagai lokasi operasi baru di luar China. 

Contoh lain yakni ambisi China untuk mempertegas posisinya pada program 'made in China' untuk industri teknologi. Ambisi ini bisa menggeser posisi AS yang saat ini juga mendominasi industri berbasis teknologi. 

Sentimen lain yang mempengaruhi perdagangan hari ini yaitu Irak yang belum menuruti kesepakatan dengan organisasi pengekspor minyak mentah (OPEC). Di tengah harga minyak rendah, Irak berkukuh meningkatkan produksi. Padahal, untuk mengendalikan harga minyak mentah diperlukan kesepakatan negara OPEC guna mengerem produksi. 

Dengan pertimbangan tersebut, dia merekomendasikan agar pelaku pasar melakukan aksi wait and see pada perdagangan hari ini. Pembelian dengan volume terbatas bisa dilakukan untuk memanfaatkan momentum penguatan.

"Kami merekomendasikan beli hari ini dengan volume terbatas," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper