Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DEWA Menyisakan 3 Proyek di Pipeline

Emiten berkode saham DEWA kini tengah menjajaki tambang non-batubara di tiga lokasi. Pertama adalah tambang timah dan seng di Sumatra Utara. Lingkup kerja disana berupa persiapan penambangan, instalasi kerja tambang dan pengadaan.
Pengunjung menggunakan ponsel di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di BEI, Jakarta, Selasa (11/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan ponsel di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di BEI, Jakarta, Selasa (11/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Proyek potensial yang tersisa di pipeline emiten kontrator pertambangan PT Darma Henwa Tbk. tersisa tiga.

Emiten berkode saham DEWA kini tengah menjajaki tambang non-batubara di tiga lokasi. Pertama adalah tambang timah dan seng di Sumatra Utara. Lingkup kerja disana berupa persiapan penambangan, instalasi kerja tambang dan pengadaan.

Kemudian tambang tembaga dan emas di Gorontalo dengan lingkup kerja konstruksi jalan tambang, penambangan dan reklamasi. Lalu tambang emas dan tembaga di Sulawesi tengah dengan kontrak kerja pengembangan infrastruktur, eksplorasi dan penambangan.

Belum lama ini pun, anak usaha Grup Bakrie itu baru saja merealisasikan kontrak dengan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) untuk penambangan emas di Garut, Jawa Barat.

DEWA meraih kontrak pengerjaan infrastruktur, penambangan, dan pengolahan emas yang nilainya mencapai Rp14,7 miliar. ANTM juga memberikan volume kontrak pertambangan sebesar 95.000 bank cubic meter (bcm) yang terdiri dari 67.000 bcm waste dan 28.000 bcm ore dengan 60% recovery untuk menjadi emas.

Chief Operation Officer Non-Coal  Dharma Henwa Wisnu Wahyudin mengatakan pengerjaan perseroan akan membangun akses jalan, boxcut, dan uji industrial pengolahan mineral emas. DEWA menargetkan ketiga proyek itu akan selesai dalam waktu lima bulan ke depan.

“Dengan capaian diraihnya pekerjaan ini, diharapkan menjadi pintu masuk Perseroan untuk dapat mengerjakan tahapan produksi selanjutnya di proyek penambangan emas Arinem ini,” katanya baru-baru ini.

Baru-baru ini pun, Presiden Direktur Darma Henwa Saptari Hoedaja mengatakan perseroan akan berupaya melebarkan sayap dengan mengerjakan tambang non-batubara.

Dengan begitu, pendapatan perseroan lebih terdiversifikasi. Pasalnya, untuk saat ini pendapatan perseroan mayoritas datang dari tambang batubara yang dimiliki sesama Grup Bakrie. Misalnya saja, PT Kaltim Prima Coal yang menjadi klien utama perseroan.

Meski demikian, Saptari mengaku tidak mudah untuk dapat menangkap pasar tambang non-mineral. Sebab, mayoritas tambang itu membutuhkan sentuhan engineering, procurement, and construction (EPC).

“Kami akan membangun unit usaha EPC yang sebelumnya tidak ada pada tahun depan. Beberapa proyek tambang baru membutuhkan keahlian tersebut,” katanya

Namun, Saptari belum mengungkapkan kisaran dana yang diperlukan untuk membangun lini baru tersebut. Menurutnya, dana yang diperlukan tidak begitu banyak karena fokus usaha itu akan kepada desain, rekayasa dan konstruksi.

Dengan begitu dia optimistis tambang baru yang coba digaet oleh perseroan akan tembus pada tahun depan. Saptari menambahkan bisnis EPC ke depannya akan menyasar bagi tambang non-batubara. Menurutnya ada beberapa tambang mineral tanah atau non-batubara yang membutuhkan EPC agar eksplorasinya maksimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper