Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reliance Sekuritas: Awal Pekan Depan IHSG Menguat, Perhatikan 11 Saham

Reliance Sekuritas Indonesia memprediksi pada awal pekan depan Indeks Harga Saham Gabungan cenderung menguat. Ada 11 saham yang dapat diperhatikan investor.
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA—Reliance Sekuritas Indonesia memprediksi pada awal pekan depan Indeks Harga Saham Gabungan cenderung menguat. Ada 11 saham yang dapat diperhatikan investor.

Kepala Riset Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan secara teknikal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai beranjak kuat diatas level support Moving Average 200 hari, 20 hari dan 5 hari. Indeks dperkirakan cenderung bergerak menguat pada awal pekan depan dengan support resistance 6255-6340.

“Saham-saham yang masih cukup menarik secara teknikal adalah BISI, SSMS, LSIP, AALI, ULTJ, BMRI, PNBN, MEDC, WEGE, ERAA, dan ESSA,” paparnya kepada Bisnis.com, Jumat (17/1/2020).

Lanjar mengatakan pada akhir pekan bursa saham Asia ditutup mayoritas menguat seiring dengan kinerja bursa saham berjangka AS.
 
Pada penutupan perdagangan Jumat (17/1/2020), IHSG naik 0,09% atau 5,61 poin menjadi 6.291,66. Dalam sepekan, indeks meningkat 0,57%.

Indeks Nikkei (+0,45%), TOPIX (+0,39%), Hangseng (+0,43%) dan CSI300 (+0,14%) naik mengiringi bursa saham berjangka AS.

Laju IHSG ditopang rebound sektor pertanian (+0,75%) dan keuangan (+0,73%), sehingga mampu membalikan arah pada akhir sesi. Adapun sektor penekan ialah properti (-1,26%) dan aneka industri (0,58%)

Peluang turunnya stok persediaan minyak kelapa sawit ke level terendah dalam delapan bulan menjadi katalis positif bagi harga CPO. Sebelumnya pada November 2019, stok persediaan CPO turun 13% menjadi 3,49 juta ton.

“Persedian menurun akibat cuaca kering menghambat produksi petani. Ini mendorong harga CPO,” paparnya.

Adapun, data pertumbuhan pinjaman sebesar 6,08% menurun di bawah ekspektasi 6,7%. Hal ini menjadi katalis negatif bagi prospek bisnis properti dan konstruksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper