Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Belum Dongkrak IHSG, Pemberian Stimulus Dinilai Tepat

Paket stimulus dan beragam kebijakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi belum tercermin dari kinerja indeks yang justru melemah 1,7 persen.
Karyawan melintas didekat layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintas didekat layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Langkah pemerintah memberikan banyak stimulus guna menggenjot perekonomian dinilai sudah berada di jalur yang tepat. Namun, dampak pemberian stimulus terhadap kinerja pasar modal belum akan terlihat dalam waktu dekat.

Analis BNI Sekuritas William Siregar mengapresiasi beberapa langkah pemerintah yang dinilai menjadi katalis positif untuk pasar modal dalam negeri. Dia menyebut, penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia, pemberian insentif untuk mengurangi dampak virus corona, dan menutup opsi bailout Jiwasraya adalah langkah-langkah positif.

Dia menjelaskan, keputusan Bank Sentral menurunkan suku bunga acuan sebanyak 25 basis points ke level 4,75 persen% dapat menjadi sentimen positif bagi pertumbuhan Indonesia dan juga penguatan Indeks Harga Saham Gabungan Penguatan (IHSG).

“Saya pikir langkah utamanya sudah tepat. Bahkan tadinya penurunan suku bunga kan tadinya mau dilakukan Maret tapi ternyata pemerintah bergerak cepat. Saya pikir ini keputusan yang cukup baik,” tuturnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (26/2/2020).

Dia berharap, penurunan suku bunga acuan akan memberikan angin segar bagi sektor riil sehingga bisa lebih ekspansi dan menjaga daya beli masyarakat. Bila berhasil, bukan tidak mungkin geliat di sektor riil bisa mendorong pertumbuhan produk domestik bruto.

Menurut William, paket insentif senilai Rp10,3 triliun untuk mendongkrak ekonomi domestik juga dinilai tepat karena menjadi langkah antisipasi dari merebaknya wabah virus corona atau Covid-19.

William mengatakan insentif ini seharusnya dapat membantu meredakan dampak sistemik dari wabah corona. Dengan demikian, akan memberikan dampak positif bagi lini usaha karena dapat mengantisipasi penurunan risiko ekonomi.

"Hanya saja memang butuh waktu untuk melihat dampaknya secara langsung pada pergerakan indeks. Pelaku pasar harus bersabar sambil mengamati kemungkinan yang ada," ujarnya.

Selain itu, William menyebut keputusan pemerintah menutup opsi pemberian dana talangan (bailout) bagi Jiwasraya sebagai cara meningkatkan kepercayaan investor. Pasalnya saat ini kebanyakan investor  masih kurang percaya diri untuk melakukan transaksi saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper