Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pulih dari Koreksi, Rupiah Kembali Menguat Atas Dolar AS

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 9.35 WIB, rupiah menanjak 0,13 persen atau 20 poin ke level Rp14.885 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS pada pukul 10.30 WIB naik 0,05 persen menuju 99,983.
Pegawai bank menata uang dolar di kantor cabang bank Mandiri Syariah di Jakarta, Senin (20/4/2020). Bisnis/Abdurachman
Pegawai bank menata uang dolar di kantor cabang bank Mandiri Syariah di Jakarta, Senin (20/4/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah kembali mengalami penguatan terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (13/5/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 9.35 WIB, rupiah menanjak 0,13 persen atau 20 poin ke level Rp14.885 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS pada pukul 10.30 WIB naik 0,05 persen menuju 99,983.

Sebelumnya pada Selasa (12/5/2020) rupiah ditutup di level Rp14.905 per dolar AS, terkoreksi tipis 0,067 persen atau 10 poin. Padahal, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama dunia melemah 0,11 persen ke level 100,128.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal dalam publikasi risetnya menyampaikan dolar AS berpotensi dalam tekanan turun dalam jangka pendek karena data ekonomi AS yang pesimis semalam.

Selain itu, rencana pembelian saham-saham Exchange Trade Fund yang berinvestasi dalam obligasi oleh Federal Reserve AS serta seruan dari Presiden Trump yang meminta bank sentral negaranya untuk memangkas suku bunga juga semakin menekan dolar AS.

“Selanjutnya fokus akan tertuju ke data PPI AS yang dirilis pukul 19:30 WIB serta pidato ketua the Fed Jerome Powell yang dijadwalkan pukul 20:00 WIB untuk mengetahui perkembangan outlook pelonggaran moneter oleh bank sentral AS dalam rangka menyelamatkan ekonomi domestik dari hantaman virus corona,” paparnya.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa jika dibandingkan dengan kinerja rupiah pada tiga bulan pertama, saat ini mata uang Garuda berhasil lepas dari jeratan level Rp16.000 per dolar AS.

Hal ini didukung oleh langkah mayoritas bank sentral, termasuk Bank Indonesia, dan pemerintah negara mengeluarkan stimulus dalam jumlah yang cukup besar.

Stimulus tersebut berhasil meredakan kekhawatiran pasar terhadap ketersediaan likuiditas dolar AS di tengah prospek pelemahan akibat pandemi Covid-19. Ketersediaan likuiditas menjadi pangkal kekhawatiran pelaku pasar dan menjadi sentimen sentimen bagi pergerakan rupiah dan mayoritas aset berisiko lainnya sepanjang kuartal I/2020.

Indeks volatilitas untuk satu bulan rupiah pun telah mereda yaitu berada di kisaran rata-rata 13,49. Pada penutupan Selasa (12/5/2020), volatilitas berada di level 15,905.

Untuk diketahui, pada akhir Maret volatilitas rupiah untuk satu bulan sempat menyentuh level tertingginya 33,235, sangat berbanding terbalik dengan awal tahun ini volatilitas rupiah sempat berada di level 4,56.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper