Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospektifkah Saham Emiten Sektor Perbankan?

Saham-saham emiten perbankan dinilai dapat menjadi pilihan di tengah tertekannya kinerja perusahaan terbuka akibat pandemi.
Nasabah bertransaksi di Galeri Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di Jakarta, Minggu (29/7/2019).Bisnis-Nurul Hidayat
Nasabah bertransaksi di Galeri Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di Jakarta, Minggu (29/7/2019).Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Meluasnya pandemi Covid-19 dan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diproyeksi berpengaruh terhadap turunnya hampir seluruh omzet perusahaan terbuka pada tahun ini.

Mengutip dari publikasi market outlook Kresna Sekuritas, tantangan bursa saham saat ini adalah investor menyatakan kurang puas terhadap kinerja emiten LQ45. Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih akumulasi hanya tumbuh sekitar 0,3 persen secara tahunan pada 2019.

Secara valuasi, sekuritas tersebut memberikan rating overweight untuk emiten sektor bank yang tercatat dalam bursa. Hal ini terlihat dari rata-rata Price-to-Book Ratio (P/B) 2,3 kali industri perbankan selama 15 tahun terakhir. 

Namun, pada tahun ini, P/B sektor perbankan diperkirakan terkontraksi hingga 1,4 kali.

Di sisi lain, Kresna Sekuritas memberikan rekomendasi beli untuk saham emiten perbankan berkapitalisasi jumbo atau big caps seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI).

Saham BBCA menjadi pilihan saham (top pick) bulan ini. Bercermin dari kinerja keuangannya yang mengesankan pada kuartal I/2020, analis Kresna Sekuritas Isabella Gunwidjaja masih mempertahankan rekomendasi beli saham BBCA dengan target harga Rp30.800.

“Valuasi saat ini menarik, diperdagangkan 3,2 kali P/B dan imbal hasil dividen 2,1 persen estimasi tahun 2020,” tulisnya dalam publikasi riset, Kamis (28/5/2020).

Adapun risiko penurunan rekomendasi tersebut di antaranya peningkatan suku bunga acuan, durasi pandemi Covid-19 yang lebih lama, dan kegagalan restrukturisasi.

Di sisi lain, Head of Investment Infovesta Utama Wawan Hendraya mengatakan pada dasarnya, prestasi emiten perbankan pada kuartal pertama belum mencerminkan dampak pandemi terhadap kinerja keseluruhan.

“Untuk laporan keuangan [yang berakhir] Juni, ekspektasi analis, NPL [Non-Performing Loan] akan meningkat dan pendapatan bank akan tergerus,” ungkapnya kepada Bisnis, Kamis (28/5).

Meskipun begitu, sosialisasi kenormalan baru oleh pemerintah dapat menumbuhkan harapan bahwa ekonomi dapat dibuka secara bertahap, yang pada akhirnya juga menjadi sinyal positif untuk industri perbankan.

“Di samping itu, pemerintah melalui OJK [Otoritas Jasa Keuangan], LPS [Lembaga Penjamin Simpanan], dan PPA [PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero)] sudah merumuskan fasilitas likuiditas untuk bank yang terdampak Covid-19. Bagi investor, bank-bank besar dapat dilirik mengingat valuasi murah dan kemampuan bertahan lebih baik,” sambung Wawan.

Dari sisi teknikal, analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengungkapkan saham perbankan, khususnya yang memiliki kapitalisasi jumbo, memang cukup menarik untuk dicermati selama sebulan belakangan ini.

“Berbeda dengan BBRI dan BMRI, secara teknikal, BBCA lebih menarik pergerakannya. Namun, di luar daripada itu, semuanya perlu diperhatikan level-level support-nya,” tuturnya, Kamis (27/5).

Baginya, selama ketiga emiten perbankan tersebut tidak melewati batas support masing-masing, maka potensi laju penguatannya masih cukup besar. Kalaupun terkoreksi, pelemahan sahamnya hanya sebatas koreksi normal karena sentimen pasar.

Adapun batas support BBCA adalah di level Rp23.400, BBRI di level Rp2.160, dan BMRI pada Rp3.660. Herditya menambahkan rentang harga BBCA dapat menembus Rp26.500-Rp27.000 dalam jangka pendek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper