Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daya Beli Turun, Martina Berto (MBTO) Masih Pede Omzet Naik 5 Persen

Perseroan berharap bisa mempertahankan kinerja di tengah tren penurunan daya beli masyarakat akibat Covid-19.
Direktur Utama PT Martina Berto Tbk. Bryan David Emil memberikan pemaparan dalam public expose virtual, Senin (6/7/2020)./Istimewa
Direktur Utama PT Martina Berto Tbk. Bryan David Emil memberikan pemaparan dalam public expose virtual, Senin (6/7/2020)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten kosmetik, perawatan tubuh, dan jamu PT Martina Berto Tbk. (MBTO) masih optimis mampu meraih pendapatan yang lebih tinggi pada tahun ini dibandingkan dengan capaian 2019 lalu.

Direktur Utama Martina Berto Bryan David Emil mengatakan pihaknya menargetkan pertumbuhan pendapatan 4,92 persen atau 5 persen secara tahunan dibandingkan dengan 2019 lalu. Perseroan tetap yakin pendapatan bisa tumbuh kendati daya beli masyarakat turun akibat pandemi Covid-19.

Bryan menuturkan, perseroan meluncurkan berbagai produk yang relevan dengan kebutuhan masyarakat di tengah pandemi, terutama produk herbal dan kesehatan. Beberapa produk yang dirilis antara lain produk perawatan kulit, perawatan tubuh, perawatan tangan.

“Di semester pertama kita sudah merilis seasonal hygiene product seperti hand sanitizer, hand gel dan hand wash,” ungkap Bryan dalam paparan publik virtual perseroan pada Senin (6/7/2020).

Sebagai gambaran, perseroan yang juga akrab disebut Grup Martha Tilaar tersebut mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 6,97 persen secara tahunan menjadi Rp537,57 miliar pada tahun lalu.

Meski sudah berhasil menekan beban penjualan dan pemasarannya hingga 24,66 persen menjadi Rp189,09 miliar, nyatanya perseroan masih terus merugi.

Pada tahun lalu, posisi rugi perseroan 41,34 persen lebih kecil dibanding kerugiannya dua tahun lalu yakni dari Rp114,13 miliar menjadi Rp66,94 miliar.

Bryan menargetkan setidaknya perseroan bisa mencapai titik impas atau break even point untuk pencapaian pos laba bersih pada tahun ini yang didorong dengan pertumbuhan volume produk dan daya beli masyarakat.

Di sisi lain, pandemi Covid-19 juga berdampak pada pemenuhan kewajiban pokok utang jangka pendek perseroan sebesar Rp214,28 miliar.

“Mengenai restrukturisasi utang, kita sudah lakukan kepada Bank Central Asia, kemudian ada pengurangan bunga. Efisiensi juga kami lakukan dengan pengurangan karyawan kontrak dan efisiensi pembelian,” sambungnya.

Adapun, pendapatan emiten berkode saham MBTO tersebut tercatat mengalami koreksi 38,2 persen menjadi Rp87,06 miliar sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.

Hal ini pun membuat perseroan harus menanggung rugi bersih Rp24,24 miliar, berbanding dari posisi untung pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp854,9 juta.

Berdasarkan segmen penjualannya, baik produk kosmetik, jamu, dan lain-lain mengalami kontraksi. Pendapatan dari segmen produk kosmetik yang notabenenya menjadi penopang bisnis perseroan mengalami penurunan sebesar 34,97 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper