Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Semen Indonesia (SMGR): Strategi Efisiensi Dorong Pertumbuhan Laba 2020

Meskipun kondisi ekonomi dan industri semen di Indonesia mengalami kontraksi akibat pandemi Covid-19, ditambah adanya persaingan yang semakin ketat, tetapi perseroan masih mampu meraih kinerja positif.
Aktivitas bongkar muat semen di Packing Plant Tanjung Priok, Jakarta Utara/ istimewa
Aktivitas bongkar muat semen di Packing Plant Tanjung Priok, Jakarta Utara/ istimewa

Bisnis.com, SURABAYA - Emiten BUMN PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) pada 2020 mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja laba mencapai 16,73 persen karena didorong oleh berbagai upaya efisiensi di tengah pandemi.

Direktur Utama Semen Indonesia Hendi Prio Santoso mengatakan meskipun kondisi ekonomi dan industri semen di Indonesia mengalami kontraksi akibat pandemi Covid-19 dan ditambah adanya persaingan yang semakin ketat, tetapi perseroan masih mampu meraih kinerja positif.

“Perseroan mampu melalui tahun lalu dengan pencapaian kinerja yang baik, khususnya dalam hal efisiensi biaya,” katanya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Senin (1/3/2021).

Adapun, pada 2020 SIG mencatatkan pendapatan sebesar Rp35,17 triliun atau turun 12,87 persen dibandingkan 2019 yakni Rp40,37 triliun. Sementara beban pokok pendapatan pada tahun lalu yakni Rp23,56 triliun atau turun 14,82 persen dibandingkan 2019 yakni Rp27,65 triliun. 

Laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih, tercatat mencapai Rp2,79 triliun atau naik 16,73 persen dibandingkan 2019 yang hanya Rp2,39 triliun.

Menurut Hendi, melalui berbagai inisiatif strategis yang dilakukan, maka beban pokok pendapatan 2020 mengalami penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan pendapatan, sehingga mampu meningkatkan marjin Ebitda menjadi 25,80 persen.

Selain itu, lanjut, Hendi, perseroan juga melakukan pengelolaan arus kas secara disiplin, serta menerapkan kebijakan belanja modal yang ketat sehingga perseroan mampu mengelola arus kas dari aktivitas operasi tetap positif.

Hendi menjelaskan, pendapatan SMGR yang turun 12,87 persen pada tahun lalu tersebut disebabkan oleh turunnya permintaan akan produk bahan bangunan serta beberapa proyek strategis nasional yang mengalami penundaan akibat kebijakan re-alokasi anggaran pemerintah.

“Menyikapi kondisi pasar dalam negeri tahun lalu ini, kami melakukan penjualan ekspor ke berbagai negara seperti Australia, Bangladesh, Sri Lanka dan China,” imbuhnya.

Hendi menambahkan, sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadi perusahaan penyedia solusi bahan bangunan terbesar di regional, SIG hingga saat ini terus mengoptimalkan potensi pasar baru, termasuk menghadirkan berbagai solusi bidang material building.

“Tahun lalu kami telah menghadirkan produk baru seperti Masonry Cement dan mengembangkan digital marketing melalui platform Sobat Bangun, Akses Toko, dan Official Store untuk memberikan kemudahan pelanggan dalam mendapatkan produk SMGR,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper