Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lippo Karawaci (LPKR) Incar Pertumbuhan 30 Persen pada 2021

LPKR meyakini 2021 menjadi tahun yang baik untuk sektor properti. Meskipun masih di tengah-tengah situasi pandemi covid-19, manajemen yakin bahwa fundamental permintaan masyarakat yang ingin membeli rumah perdana sangat baik.
CEO PT Lippo Karawaci Tbk. John Riady (kiri) bersama Presiden Direktur Ketut Budi Wijaya memberikan penjelasan saat halalbihalal dengan media, di Jakarta, Kamis (20/6/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
CEO PT Lippo Karawaci Tbk. John Riady (kiri) bersama Presiden Direktur Ketut Budi Wijaya memberikan penjelasan saat halalbihalal dengan media, di Jakarta, Kamis (20/6/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) menargetkan pertumbuhan penjualan 30 persen pada 2021 seiring dengan pemulihan pasar properti dan serangkaian insentif dari pemerintah.

Pemerintah menerbitkan serangkaian insentif untuk mendorong industri properti bertumbuh. Sejumlah emiten properti tercatat mampu mendongkrak kinerjanya meskipun masih dalam masa pandemi Covid-19.

“Di tahun ini kami memproyeksikan pertumbuhan kami 30 persen dibandingkan tahun 2020,” papar CEO Lippo Karawaci John Riady dalam keterangan resmi, Kamis (28/4/2021).

Menurut John, LPKR meyakini 2021 menjadi tahun yang baik untuk sektor properti. Meskipun masih di tengah-tengah situasi pandemi covid-19, manajemen yakin bahwa fundamental permintaan masyarakat yang ingin membeli rumah perdana sangat baik.

“Hasil dari penjualan tahun lalu dan juga awal tahun ini, LPKR melihat, demand terbesar adalah untuk rumah tapak. Bahkan saat peluncuran proyek baru, berhasil ludes terjual dalam hitungan jam,” imbuhnya.

Pada kuartal I/2021, LPKR berhasil membukukan marketing sales Rp1,31 triliun, melesat 86 persen year-on-year (yoy) dibandingkan Rp703 miliar pada kuartal I/2020. Penjualan pada kuartal I/2021 didorong oleh klaster rumah tapak segmen kelas menengah yang mewakili 63 persen dari total penjualan.

Lebih dari 50,6 persen marketing sales di kuartal I/2021 dicapai LPKR dengan keberhasilan peluncuran proyek perumahan tapak terbesar Cendana Icon di Lippo Village, yang merupakan penjualan tertinggi LPKR dalam 1 hari selama lebih dari 20 tahun.

Menurut John, permintaan properti terbesar berasal dari rumah tapak dengan harga di bawah Rp2 miliar, dimana pembelinya sekitar 80 persen merupakan pasar perdana. Sekitar 60 persen pembeli tersebut menggunakan KPR.

“Jadi inilah yang saya pikir real economy dan real demand yang harus didukung dan harus terus kita kembangkan,” tuturnya.

LPKR, lanjut John, akan melakukan peluncuran sejumlah proyek baru pada bulan April 2021.

“Jadi kita akan terus tumbuh dan kita juga melihat bahwa memang permintaannya besar, di Meikarta pun pun penjualan juga naik 100 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ungkapnya.

Analis Jasa Utama Kapital Sekuritas Chris Aprilliony menyampaikan insentif berupa pajak pertambahan nilai (PPN) yang ditanggung pemerintah hingga Agustus 2021 nanti dipastikan akan memberikan dampak positif bagi kinerja LPKR.

Di sisi lain, properti di koridor barat Ibu Kota memiliki tren peningkatan penjualan karena segmen menengah yang terus bertumbuh dengan adanya pasokan produk baru. Oleh karena itu, LPKR diyakini memiliki kinerja yang prospektif.

“Untuk jangka menengah dan jangka panjang sahamnya memang prospektif,” ujarnya.

Pada penutupan perdagangan Rabu (28/4/2021), saham LPKR naik 5,77 persen atau 12 poin menjadi Rp220. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp15,6 triliun dengan valuasi PER -5 kali.

Dengan suksesnya pengembangan beberapa proyek baru membuat pendapatan LPKR semakin tebal. Chris meyakini pada tahun ini industri properti akan semakin bergairah, terutama pada semester kedua, yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan emiten-emiten terkait.

CEO Property Excellent & Advisory F. Rach Suherman menilai emiten properti di koridor barat Ibu Kota seperti LPKR memiliki keunggulan dari sisi segmentasi. Dia mengatakan, selama ini ceruk pasar dengan permintaan tinggi berada di segmen Rp500 juta hingga Rp2 miliar.

Namun, pengembang yang memasok hunian segmen tersebut terbatas. Kehadiran beberapa proyek LPKR di segmen ini menjadi keunggulan perseroan.

“Segmen hunian diatas Rp500 juta yang cukup besar. Di koridor barat pasokan (hunian) yang dilakukan LPKR memenuhi ceruk pasar yang ada,” katanya.

Suherman menilai, pada semester II/2021 industri properti nasional akan semakin bertumbuh karena masyarakat sudah memiliki daya beli dengan dukungan insentif dari pemerintah berupa PPN.

Dia pun memperkirakan permintaan produk-produk properti di koridor barat Ibu Kota akan berkembang lebih cepat dibandingkan koridor timur Ibu Kota.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper