Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Punya Obligasi Jatuh Tempo Rp1,05 Triliun, Pegadaian Bakal Bayar Pakai Kredit Bank

Obligasi tersebut yakni obligasi berkelanjutan IV Pegadaian tahap II tahun 2020 seri A senilai Rp1,05 triliun dan akan jatuh tempo pada 18 Juli 2021.
Karyawan melayani nasabah di kantor cabang PT Pegadaian, di Jakarta, Kamis (3/1/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Karyawan melayani nasabah di kantor cabang PT Pegadaian, di Jakarta, Kamis (3/1/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pegadaian (Persero) memiliki obligasi jatuh tempo senilai Rp1,05 triliun pada kuartal III/2021. Perseroan akan mengajukan pinjaman ke perbankan untuk melunasi obligasi tersebut.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), perusahaan pelat merah ini memiliki 13 obligasi jatuh tempo senilai Rp1,05 triliun.

Obligasi tersebut yakni obligasi berkelanjutan IV Pegadaian tahap II tahun 2020 seri A senilai Rp1,05 triliun dan akan jatuh tempo pada 18 Juli 2021.

Sekretaris Perusahaan Pegadaian R Swasono Amoeng Widodo mengkonfirmasi rencana perseroan untuk melunasi obligasi tersebut menggunakan skema pinjaman dari perbankan.

"Pelunasan obligasi yang jatuh tempo akan dilakukan dengan fasilitas pinjaman dari perbankan," jelasnya kepada Bisnis, (13/6/2021).

Berdasarkan laporan keuangan Pegadaian 2020, laba sebelum pajak perseroan mencapai Rp2,87 triliun, atau turun 31,82 persen (year-on-year/yoy) dari capaian periode sebelumnya di Rp4,21 triliun.

Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto mengungkapkan faktor yang paling mempengaruhi penurunan laba itu yakni karena perseroan menaikkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dari Rp154 miliar pada 2019, menjadi Rp2,12 triliun pada 2020.

"Penambahan penempatan dana sebagai cadangan kerugian tersebut merupakan bagian dari manajemen risiko, untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kerugian perusahaan di masa yang akan datang sebagai akibat penurunan kualitas pembiayaan," ujarnya.

Pegadaian tampak menorehkan kinerja positif dari sisi pendapatan usaha yang meningkat 24,27 persen dari Rp17,67 triliun pada 2019 menjadi Rp21,96 triliun pada 2020. Kendati beban usaha juga naik beriringan dari Rp13,48 triliun ke Rp19,17 triliun.

Adapun, dari sisi penyaluran pembiayaan, omzet Pegadaian mencatatkan pertumbuhan dari Rp145,63 triliun pada 2019 ke Rp164,95 triliun pada 2020, dengan jumlah pelunasan masing-masing Rp136,18 triliun pada 2019 dan Rp157,88 triliun.

Kenaikan penyaluran ini turut mendongkrak aset terbesar Pegadaian berupa pinjaman yang diberikan dari Rp50,84 triliun menjadi Rp57,47 triliun. Dengan begitu, total aset Pegadaian naik 9,40 persen dari Rp65,32 triliun menjadi Rp71,47 triliun di periode 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper