Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Dampak Aturan Free Float Terbaru terhadap 30 Saham Big Caps

Bobot 30 saham berkapitalisasi terbesar akan berubah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) seiring dengan penerapan kebijakan pembobotan berdasarkan free float atau saham yang beredar.
Pengunjung menggunakan smarphone didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan smarphone didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Mulai awal Juli 2021 mendatang, Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah mulai mengatur ulang pembobotan indeks yang ada di pasar modal dengan menggunakan metodologi free float atau berdasarkan saham yang beredar.

Akan ada 29 indeks yang menyesuaikan bobotnya, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang paling banyak digunakan di Indonesia. IHSG sendiri akan mulai menerapkan metode tersebut pada Oktober 2021 mendatang.

Berdasarkan laporan alokasi aset Mirae Asset Sekuritas Indonesia pada bulan Juni 2021, ditemukan bahwa dengan penerapan metodologi free float tersebut dua saham dengan kapitalisasi pasar terbesar, yaitu BBCA dan BBRI, bobotnya terhadap IHSG akan diubah hingga batas maksimum 9 persen.

“Kami menemukan bahwa dua saham dengan kapitalisasi pasar terbesar, yaitu BBCA dan BBRI, harus melihat bobotnya terhadap IHSG yang diubah hingga batas maksimum 9 persen,” tulis Hariyanto Wijaya dalam laporan alokasi aset Mirae Asset Sekuritas, dikutip Minggu (13/6/2021).

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dengan kapitalisasi pasar terbesar akan mengalami penyusutan bobot sebesar 2,3 persen berdasarkan perhitungan Hariyanto. BBCA sendiri kini memiliki bobot sebanyak 11,3 persen.

Sedangkan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) justru akan mengalami peningkatan bobot sebesar 1,6 persen dari yang saat ini memiliki bobot sebesar 7,4 persen.

Angka tersebut didapatkan Hariyanto setelah mengubah metodologi pengindeksan yang digunakan IHSG saat ini yaitu 'pembobotan berdasarkan kapitalisasi pasar' menjadi 'disesuaikan dengan saham yang beredar'.

Hariyanto menjelaskan metodologi yang diterapkan IHSG akan didasarkan pada porsi saham tanpa warkat yang dimiliki oleh investor publik, yaitu kurang dari 5 persen dan tidak termasuk saham milik manajemen dan saham obligasi.

Selain itu, setiap saham di IHSG akan dikenakan batasan bobot 9 persen. Adopsi metodologi ini sendiri akan dilaksanakan secara bertahap dalam tiga tahap.

Hariyanto mengungkapkan menjelang implementasi metode free float, saham-saham big caps dengan komposisi publik yang kecil diperkirakan bobotnya akan turun.

Dia mencontohkan saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dengan kapitalisasi pasar 140,16 triliun dengan kepemilikan saham publik sebanyak 7,5 persen diperkirakan akan turun bobotnya sekitar 1,6 persen.

Di mana sebelum free float memiliki bobot 2,1 persen, yang akan berubah menjadi 0,5 persen. Oleh karena itu saham tersebut akan mengalami tekanan jual atau selling pressure.

“Menjelang implementasi adopsi pertama kali metode free float, saham-saham big caps dengan komposisi publik yang kecil seperti HMSP yang diperkirakan akan turun bobot nya,” ujar Hariyanto saat dihubungi Bisnis. 

Berikut daftar pembobotan 30 saham emiten yang berkapitalisasi paling besar di IHSG yang disusun oleh Mirae Asset Sekuritas.

Daftar Performa Bobot 30 Saham dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar (dalam persen)

Saham

Porsi Free Float

Bobot di IHSG Saat Ini

Performa Bobot Baru

Penyesuaian

BBCA

45,3

11,3

9,0

-2,3

BBRI

43,7

7,4

9

1,6

TLKM

47,9

4,8

7,1

2,3

BMRI

38,3

4

4,8

0,7

UNVR

15

3,1

1,4

-1,7

ASII

49,8

3

4,6

1,6

ARTO

46,1

2,3

3,2

0,9

HMSP

7,5

2,1

0,5

-1,6

EMTK

36,3

2

2,2

0,2

TPIA

7,6

1,9

0,5

-1,5

CPIN

44,5

1,7

2,3

0,6

BBNI

40,4

1,5

1,8

0,4

ICBP

19,5

1,4

0,8

-0,6

UNTR

40,4

1,2

1,5

0,3

BRPT

27,2

1,2

1

-0,2

BRIS

83,4

1,1

2,8

1,7

SMMA

41,1

1

1,3

0,3

KLBF

42,6

1

1,3

0,3

TOWR

47,2

0,9

1,3

0,4

GGRM

23,8

0,9

0,7

-0,2

TBIG

42,3

0,9

1,2

0,3

SMGR

49

0,9

1,3

0,4

MDKA

47,9

0,9

1,3

0,4

ANTM

34,9

0,8

0,9

0,1

INDF

49,9

0,8

1,3

0,4

MEGA

42,4

0,8

1,1

0,2

MYOR

15,7

0,8

0,4

-0,4

INKP

46,7

0,7

1

0,3

INCO

20,5

0,7

0,4

-0,3

DCII

47,9

0,7

1

0,3

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper