Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Berbalik Menguat, S&P 500 Kembali Tembus Rekor Tertinggi

Indeks S&P 500 ditutup menguat 0,18 persen ke level tertinggi sepanjang masanya di 4.255,15, sedangkan indeks Nasdaq Composite naik 0,74 persen ke 14.174,14.
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat berbalik menguat pada perdagangan hari Senin (14/6/2021), sementara pasar obligasi kehilangan tenaga karena investor menantikan pertemuan penting Federal Reserve akhir pekan ini.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 ditutup menguat 0,18 persen ke level tertinggi sepanjang masanya di 4.255,15, sedangkan indeks Nasdaq Composite naik 0,74 persen ke 14.174,14.

Di sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,25 persen ke level 34.393,75.

Sektor teknologi informasi dan layanan komunikasi mendorong S&P 500 ke level tertinggi masa bahkan ketika perbandingan saham yang melemah tiga kali lebih banyak dibandingkan yang menguat.

Sementara itu, sektor finansial melemah setelah Chief Executive Officer JPMorgan Chase Jamie Dimon menyarankan lonjakan perdagangan era pandemi dfi Wall Street bisa hampir berakhir.

Imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun naik menjadi 1,50 persen setelah mencapai posisi terendah tiga bulan pada hari Kamis di tengah penurunan mingguan terbesar sejak Desember.

Investor kini tengah mencari sinyal dari The Fed mengenai lintasan jadwal pengurangan stimulus moneter darurat. Harapannya adalah bahwa bank sentral akan menegaskan kembali laju pembelian obligasi minggu ini, bahkan jika hal tersebut memberikan proyeksi untuk kenaikan suku bunga pada tahun 2023.

“Kita berada dalam tarik ulur antara pemahaman bahwa kita mengalami pertumbuhan ekonomi yang besar dan pertumbuhan pendapatan yang besar disandingkan dengan fakta bahwa kita perlu memahami seperti apa inflasi itu dan apa artinya bagi keduanya,” kata kepala strategi di National Securities Art Hogan, seperti dikutip Bloomberg.

Di tengah kecemasan mengenai penurunan tajam yang akan segera terjadi, imbal hasil obligasi telah jatuh ke dasar rentang perdagangan baru-baru ini, memberikan lampu hijau untuk sentimen risk-on yang mungkin berlangsung setidaknya hingga Agustus, menurut ahli strategi Mizuho International Plc.

Sementgara itu, kepala analis Mizuho Peter Chatwell mengatakan tema menyeluruh akan menjadi lingkungan bagi investor untuk menggunakan uang tunai.

“Dengan latar belakang ini, sebagian besar kelas aset setidaknya harus mampu bertahan, jika tidak reli. Kami ragu perubahan besar dalam retorika Fed akan terwujud sebelum simposium Jackson Hole pada bulan Agustus,” ungkap Chatwell.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper