Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Menguat Tipis, Investor Asing Borong Saham BMRI & BBCA

IHSG menguat 0,09 persen menjadi 6.086,08. IHSG sempat menyentuh level tertinggi pada 6.091,36 pada beberapa menit setelah pembukaan.
Karyawan melintas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/5/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/5/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau dibuka menguat perdagangan hari ini, Selasa (15/6/2021).

Pada awal perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG menguat 0,09 persen menjadi 6.086,08. IHSG sempat menyentuh level tertinggi pada 6.091,36 pada beberapa menit setelah pembukaan.

Tercatat, sebanyak 146 saham menguat, 214 stagnan, serta 116 diantaranya mengalami pelemahan.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi pemuncak daftar saham yang dibeli oleh investor asing pada sesi perdagangan hari ini dengan nilai beli bersih sebesar Rp5,1 miliar hingga pukul 09.02 WIB.

Menyusul di belakangnya adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan net foreign buy Rp4 miliar.

Saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) juga diborong oleh para investor dengan nilai net foreign buy Rp2,2 miliar. Menyusul dibelakang MDKA adalah PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) sebesar Rp1,2 miliar.

Sebelumnya, Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menjelaskan penambahan penderita terjangkit Covid-19 dengan tingkat positivity rate 3 kali lebih tinggi dari standard WHO.

Tingkat positivity rate tersebut sudah di atas rata-rata pada Januari 2021 serta meningkatnya jumlah korban meninggal akibat Covid-19 dengan strain baru delta dari India.

"Sementara itu, di satu pihak vaksin sudah mulai diberikan mencapai sekitar 3 persen dari jumlah penduduk Indonesia menjadi penghalang IHSG untuk menguat padahal cukup banyak sentimen positif berseliweran di market Indonesia saat ini," paparnya, Selasa (15/6/2021).

Pasar menunggu data perdagangan Indonesia bulan Mei, di tengah penurunan yield obligasi tenor 10 tahun AS & Indonesia, apresiasi Rupiah terhadap US Dollar serta berlanjutnya Net Buy Investor Asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper