Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Neraca Perdagangan Mei Surplus, IHSG Anteng Aja di Zona Merah

Meskipun sempat menguat pada awal perdagangan, IHSG harus melemah 0,11 persen ke 6.073,6 pada akhir sesi I.
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/3/2021). Bisnis/Abdurachman
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/3/2021). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (15/6/2021).

Pada awal perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG menguat 0,09 persen menjadi 6.086,08. Namun, indeks komposit kemudian berfluktuasi hingga akhirnya melemah 0,11 persen ke 6.073,6 pada akhir sesi I.

Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 6.051,24-6.091,37. Tercatat, sebanyak 167 saham menguat, 153 stagnan, serta 312 di antaranya mengalami pelemahan.

Investor asing mencatatkan net buy atau beli bersih sebesar Rp64,18 miliar pada sesi I. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi pemuncak daftar saham yang dibeli oleh investor asing pada sesi sesi I dengan net buy Rp53,6 miliar.

Menyusul di belakangnya adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan net buy Rp44,4 miliarmiliar.

Saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) juga diborong oleh para investor dengan nilai net foreign buy Rp2,1 miliar. Menyusul di belakang HHRM adalah PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) sebesar Rp21,7 miliar.

IHSG tetap melemah meskipun Indonesia mencatat neraca perdagangan surplus US$2,36 miliar atau sekitar Rp33,89 triliun pada Mei 2021z.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus ini lebih tinggi dari surplus bulan sebelumnya yang mencapai US$2,19 miliar.

"Kalau kita lihat pergerakan neraca perdagangan dari Januari hingga Mei 2021, maka kita lihat surplus Mei ini tertinggi sejak 2021," kata Kepala BPS Kecuk Suhariyanto dalam sesi live streaming di YouTube, Selasa (15/6/2021).

Selama 13 bulan beruntun, neraca perdagangan RI juga mengalami surplus. Ini merupakan prestasi yang harus dipertahankan, papar Kepala BPS.

Dari catatan BPS, angka ekspor mencapau us$16,60 miliar secara bulanan (month-to-month/mtm) turun 10,25 persen dan tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 58,76 persen.

"Ini terjadi karena ada kenaikan ekspor migas yang mencapai 66,99 persen," paparnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper