Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Jisdor Lanjutkan Pelemahan, Ditutup di Level Rp14.244

Saat ini investor tengah menunggu keputusan The Fed untuk petunjuk lebih lanjut tentang inflasi dan kebijakan moneter bank sentral di masa depan. 
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Kurs rupiah terpantau melemah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada hari ini, Selasa (15/6/2021).

Data yang diterbitkan Bank Indonesia hari ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.244 per dolar AS, turun 22 poin atau 0,15 persen dari posisi kemarin, Selasa (14/6/2021) Rp14.222 per dolar AS.

Selain itu, berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah di level Rp14.225 per dolar AS, terkoreksi 0,16 persen atau 22 poin. Indeks dolar AS juga terpantau melemah 0,17 persen menuju 90,3680 pada pukul 15.21 WIB.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan saat ini investor tengah menunggu keputusan kebijakan The Fed untuk petunjuk lebih lanjut tentang inflasi dan kebijakan moneter bank sentral di masa depan. 

Ibrahim mengungkapkan data harga konsumen AS, termasuk indeks harga konsumen, yang dirilis awal bulan, memberi dorongan pada logam kuning. 

Namun lanjutnya, meningkatnya kekhawatiran inflasi dapat berarti penurunan aset lebih awal dari perkiraan. Menurutnya investor secara luas mengharapkan pengumuman seperti itu akan terjadi di kuartal berikutnya bahkan ketika pemulihan di pasar kerja AS tetap tidak merata.

Dari dalam negeri, Ibrahim mengungkapkan varian baru Covid-19 yang masuk di Indonesia patut diwaspadai. Pemerintah pun menurutnya condong untuk melakukan vaksinasi massal dan PPKM Mikro untuk menghindari adanya lockdown

Strategi tersebut menurutnya diharapkan akan dapat mendorong pemulihan ekonomi di tahun ini. Selain itu, Ibrahim mengungkapkan saat ini Bank Indonesia sendiri terus melakukan intervensi di pasar valas, SUN, dan Obligasi di perdagangan DNDF. 

Intervensi tersebut menurutnya bertujuan untuk meredam pelemahan mata uang rupiah, sehingga pelemahan mata uang bisa meminimalisir sekecil mungkin. 

“Selain itu Bank Indonesia terus melakukan intervensi di pasar valas, SUN dan obligasi di perdagangan DNDF guna untuk meredam pelemahan mata uang rupiah, sehingga pelemahan mata uang rupiah bisa di minimalisir sekecil mungkin dan ini terbukti bisa dilakukan oleh Bank Indonesia,” tulis Ibrahim dalam rilis resmi, Selasa (15/6/2021).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper