Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BNI Sekuritas Optimistis IHSG Mampu Tembus 7.600, Ini Sebabnya

BNI Sekuritas memprediksi IHSG akan bergerak pada kisaran 7.300 - 7.600 hingga akhir tahun 2022.
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. BNI Sekuritas memprediksi IHSG akan bergerak pada kisaran 7.300 - 7.600 hingga akhir tahun 2022. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. BNI Sekuritas memprediksi IHSG akan bergerak pada kisaran 7.300 - 7.600 hingga akhir tahun 2022. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpeluang mencapai level 7.600 di akhir tahun seiring dengan tren pemulihan ekonomi.

Analis BNI Sekuritas Maxi Liesyaputra mengatakan, pergerakan IHSG salah satunya akan dipengaruhi oleh kinerja emiten - emiten. Mulai membaiknya kinerja keuangan emiten di bursa Indonesia diyakini akan mengerek naik IHSG pada paruh kedua tahun ini.

Hal ini juga akan ditopang oleh pemulihan ekonomi Indonesia dari pandemi virus corona. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan stabil di sisa tahun ini.

"Indikator makroekonomi Indonesia sejauh ini juga masih aman di tengah volatilitas," katanya dalam sesi diskusi dengan media, Kamis (30/6/2022).

Sementara itu, dari luar negeri, pelaku pasar akan mencermati ancaman resesi yang masih dapat terjadi.

Ia menambahkan, hal tersebut seiring dengan melonjaknya inflasi global, seperti di AS.

Seiring dengan sentimen tersebut, Maxi memprediksi IHSG akan bergerak pada kisaran 7.300 - 7.600 hingga akhir tahun 2022.

Adapun, salah satu sektor saham yang menurutnya masih patut dicermati adalah emiten pertambangan. Hal ini terutama untuk sektor batu bara mengingat tren harganya yang cukup baik.

Selain itu, sektor konsumer juga dapat menjadi perhatian investor. Menurutnya, kelanjutan pemulihan ekonomi akan menjadi katalis positif untuk perusahaan di sektor ini.

Sementara itu, sektor saham yang perlu diwaspadai oleh investor adalah komoditas CPO.

"Adanya potensi kelebihan pasokan dari Malaysia dan Indonesia berdampak pada koreksi harga CPO," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper