Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perkasa, Rupiah Ditutup Menguat ke Rp 15.488 Per Dolar AS

Rupiah perkasa dihadapan dolar AS pada perdagangan hari ini, Jumat (11/11/2022).
Mata uang dolar di salah satu penukaran uang di Jakarta, Minggu (9/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Mata uang dolar di salah satu penukaran uang di Jakarta, Minggu (9/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (11/11/2022). Rupiah ditutup menguat bersama mata uang lain di kawasan Asia.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan dengan penguatan sebesar 1,31 persen atau 205 poin ke Rp15.488,5 per dolar AS. Sampai pukul 15.10 WIB, indeks dolar AS terpantau melemah 0,53 persen atau 0,57 poin, di level 107,63.

Di tengah penguatan rupiah, mata uang di kawasan Asia bergerak bervariasi. Mata uang yen Jepang ditutup melemah 0,18 persen, won Korea Selatan menguat 4,27 persen, yuan China menguat 1,21 persen, dan ringgit Malaysia menguat 1,99 persen.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS jatuh ke posisi terendah dalam dua bulan setelah inflasi AS mereda. Imbal hasil treasury juga turun karena investor memposisikan diri untuk kenaikan suku bunga yang lebih kecil oleh Federal Reserve pada Desember.

Data pada Kami menunjukkan inflasi IHK AS tumbuh 7,7 persen pada Oktober, yang merupakan laju paling lambat dalam sembilan bulan terakhir. Hal ini menunjukkan kenaikan suku bunga yang tajam oleh The Fed mulai memiliki efek yang dimaksudkan untuk menurunkan inflasi.

"Ini juga mendorong ekspektasi bahwa The Fed akan memperlambat laju kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang," ujar Ibrahim dalam risetnya, Jumat (11/11/2022).

Sementara dari dalam negeri, sentimen datang dari Menteri Keuangan Sri Mulyani yang memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal IV/2022 akan sedikit mengalami moderasi. Hal ini mempertimbangkan sikluas perekonomian yang biasanya melambat di akhir tahun, serta high base effect di kuartal IV/2021.

"Di tengah optimisme pemulihan yang terus berjalan, meningkatnya risiko ketidakpastian serta melemahnya prospek pertumbuhan global akibat konflik geopolitik perlu terus diantisipasi. PMI manufaktur global sudah mulai berada pada zona kontraksi dalam 2 bulan terakhir," ujar dia.

Adapun untuk perdagangan Senin depan, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup menguat di rentang Rp15.460-Rp15.540.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper