Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daftar Lengkap Emiten Pemain Kendaraan Listrik dari GOTO hingga SLIS

Sejumlah emiten berlomba-lomba menggenjot produksi pada ekspansi bisnisnya di sektor kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Mulai dari GOTO hingga ke SLIS.
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. /Bisnis-M. Faisal Nur Ikhsan
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. /Bisnis-M. Faisal Nur Ikhsan

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah emiten berlomba-lomba menggenjot produksi pada ekspansi bisnisnya di sektor kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Mulai dari GOTO hingga ke SLIS.

Hal ini sejalan dengan Pemerintah yang gencar mendorong penggunaan kendaraan listrik terkait dengan visi mewujudkan energi bersih.

Pemerintah menargetkan produksi sepeda motor listrik sebanyak dua juta unit yang siap mengaspal di Indonesia pada 2025 mendatang. Potensi ini kemudian ditangkap oleh sejumlah emiten bidang energi dan batu bara, berkolaborasi dengan berbagai perusahan startup.

Belum lagi, Tarif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) akan dibebaskan untuk pengguna kendaraan listrik pada 2025.

Ketentuan tersebut sesuai Undang-Undang No.1/2022 Tentang Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Berdasarkan aturan tersebut, biaya PKB dan BBNKB untuk kendaraan bermotor listrik yang berbasis energi terbarukan bakal dibebaskan.

Ketentuan tersebut sesuai Undang-Undang No.1/2022 Tentang Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Berdasarkan aturan tersebut, biaya PKB dan BBNKB untuk kendaraan bermotor listrik yang berbasis energi terbarukan bakal dibebaskan.

Dalam hal ini, kendaraan bermotor berbasis energi terbarukan yang dimaksud beleid tersebut bisa termasuk kendaraan listrik khususnya mobil listrik murni atau BEV.

Sementara, untuk pembebasan pajak BBNKB untuk kendaraan listrik diatur pada pasal 12 ayat 3 pada poin D.

Namun, mengacu pada aturan yang sama, pengecualian PKB dan BBNKB untuk kendaraan kendaraan bermotor berbasis energi terbarukan baru berlaku pada 2025. Pasalnya, merujuk pada UU yang diundangkan Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, pada 5 Januari 2022 itu baru berlaku mulai tiga tahun setelahnya.

Sebagai informasi, hingga saat ini tarif PKB dan BBNKB untuk kendaraan listrik dikenakan maksimal 10 persen dari pengenaan pajak dan aturan ini mengacu pada Permendagri No.82/2022 pasal 10. Dengan insentif kebijakan itu para emiten mulai berlomba memproduksi kendaraan listrik.

Berikut ini daftar emiten yang memproduksi kendaraan listrik:

PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS)

Emiten sepeda listrik, PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) memproyeksikan penjualan motor listrik dan laba bersih pada 2023 setidaknya mencapai 20 persen dibandingkan dengan realisasi 2022.

SLIS berfokus pada perakitan kendaraan listrik dengan berbagai produk di antaranya yakni E-Motor, E-Bike, dan E-Moped dengan merek Selis. Seiring dengan meningkatnya tren kendaraan listrik, SLIS optimis penjualan sepeda dan motor listriknya terus bertumbuh tahun ini, dengan proyeksi penjualan senilai Rp470 miliar pada tahun 2022.

Target tersebut tumbuh 5 persen dibandingkan dengan realisasi 2021 yang mencapai Rp448,36 miliar. Sejauh ini, SLIS belum berencana melakukan ekspansi pada tahun ini, dan masih berfokus pada pengembangan produk terbaru yakni SWAN, Bromo, Wallet dan Motor Listrik GoPlus. 

PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) dan PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)

PT Tbs Energi Utama Tbk (TOBA) berkolaborasi dengan PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) membentuk perusahaan patungan di bidang motor listrik, yakni Electrum. TOBA baru-baru ini mengumumkan akan mengalokasikan lebih dari sepertiga belanja modal atau capital expenditure tahun 2023 untuk proyek motor listrik Electrum.

Wakil Direktur Utama TOBA Pandu Sjahrir tidak memperinci jumlah pasti alokasi capex perseroan untuk Electrum pada 2023. Namun, diketahui TOBA sempat mengungkapkan total capex perseroan pada 2023 mencapai US$60 juta atau setara Rp937,67 miliar (asumsi kurs Rp15.627) pada 2023.

Sejauh ini, Electrum telah menyuplai lebih dari 500 motor listrik kepada mitra pengemudi Gojek, dan Bank Jago yang dapat menjadi mitra pembiayaan di masa depan. Bahkan, ke depannya Electrum menargetkan bisa memasok 2 juta unit motor listrik untuk kebutuhan di dalam negeri.

TOBA bersama Grup GoTo juga telah menyatakan rencana investasi sekitar US$1 miliar selama 5 tahun mendatang untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Selain Electrum, TOBA dan Grup GOTO juga menjalin kerja sama dengan manufaktur motor listrik asal Taiwan, yakni Gogoro.

PT Indika Energy Tbk (INDY)

Emiten produsen energi, PT Indika Energi Tbk. (INDY) memiliki motor listrik Alva One yang resmi diluncurkan pada ajang GIIAS 2022. Dalam ekspansinya ke sektor kendaraan listrik, INDY juga menargetkan pabrik sepeda motor listrik di bawah naungan PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI) dengan kapasitas produksi 100.000 unit per tahun rampung pada November 2022.

PT Electra Mobilitas Indonesia sebagai produsen motor listrik INDY memiliki belanja modal yang cukup tinggi, yakni senilai US$12 juta atau sekitar Rp182,4 miliar (kurs Rp15.200). Perusahaan menargetkan pendapatan dari bisnis motor listrik itu menjadi kontributor terbesar setelah bisnis batu bara.

INDY melalui anak usahanya, PT Mitra Motor Group (MMG) melakukan penyertaan saham dalam bentuk konversi atas pinjaman sejumlah Rp20 miliar ke PT Energi Makmur Buana (EMB) yang merupakan perseroan terbatas di bidang distribusi mobil listrik.

PT NFC Indonesia Tbk (NFCX)

PT NFC Indonesia Tbk (NFCX), Grup MCAS menggandeng perusahaan layanan ekspedisi PT SiCepat Express Indonesia (SiCepat) merambah bisnis kendaraan listrik dengan merek Volta melalui perusahaan patungan PT Volta Indonesia.

PT Volta Indonesia memaparkan strategi untuk membidik pasar kendaraan listrik dengan harga terjangkau melalui program motor listrik Volta Plus+. Volta optimistis dapat diterima dengan baik oleh pasar, mengingat Volta menawarkan nilai ekonomi yang baik dan ekosistem stasiun pengisian dan penggantian baterai yang lengkap.  

Bahkan, baru-baru ini Volta telah mendandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Prima Layanan Nasional Enjiniring (PLN Enjiniring) untuk kerja sama perencanaan, studi, dan pengembangan ekosistem motor listrik di Indonesia.

PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA)

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang konstruksi juga memasuki bisnis motor listrik dengan merek Gesits. Gesits merupakan anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. atau WIKA dengan PT Gesits Technologies Indo.

Kementerian BUMN berencana untuk menambah suntikan modal untuk pabrik motor listrik Gesits yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat untuk mempercepat pembentukan ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan peningkatan kapasitas produksi pabrikan Gesits yang diharapkan dapat berdampak signifikan pada upaya percepatan ekosistem kendaraan listrik nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper