Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini Usai The Fed Dovish

Dolar AS melorot pada akhir perdagangan Kamis pagi WIB setelah Ketua The Fed Jerome Powell berbicara tentang kemajuan dalam menurunkan tekanan inflasi.
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA - Dolar AS melorot pada akhir perdagangan Kamis pagi WIB setelah Ketua The Fed Jerome Powell berbicara tentang kemajuan dalam menurunkan tekanan inflasi.

Dolar AS jatuh  ke level 101,03 terhadap sekeranjang mata uang, terendah sejak 22 April. Euro mencapai 1,10020 dolar, tertinggi sejak 4 April. Greenback juga turun terhadap yen menjadi 128,55, terendah sejak 20 Januari.

Dolar AS jatuh ke level terendah dalam sembilan bulan terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya bahkan ketika bank sentral AS memperingatkan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut.

Powell mengumumkan bahwa mereka telah menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin sesuai perkiraan. Akan tetapi dia tidak sepenuhnya yakin bank sentral akan berhenti menaikkan biaya pinjaman untuk mendinginkan inflasi.

Dia juga mencatat kemajuan disinflasi, yang dia katakan masih dalam tahap awal, dan mengatakan Fed akan terus membuat keputusan berdasarkan pertemuan demi pertemuan.

"Pasar cukup yakin bahwa (Powell) melihat inflasi turun, dan sepertinya dia cukup yakin bahwa itu akan berlanjut," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York dikutip dari Antara.

"Mereka memiliki dua laporan inflasi lagi menuju pertemuan Maret, dan jika kita melihat tekanan harga terus mereda maka mereka mungkin gagal mencapai titik plot mereka dan hanya perlu memberikan satu kenaikan suku bunga lagi," tambah Moya. "Ini adalah kabar baik untuk aset-aset berisiko, kabar baik untuk euro dan membawa dolar ke beberapa level terendah yang pernah kita lihat dalam beberapa bulan."

Investor telah menilai prospek yang lebih dovish daripada yang disinyalir oleh pejabat Fed, karena mereka bertaruh bahwa kondisi moneter yang lebih ketat akan menghambat pertumbuhan dan kemungkinan mengirim ekonomi AS ke dalam resesi, dan pada gilirannya menyebabkan bank sentral AS untuk berubah arah ke penurunan suku bunga.

Powell juga mengindikasikan dia tidak khawatir tentang pelonggaran kondisi keuangan, dengan mengatakan fokus Fed bukan pada pergerakan jangka pendek, tetapi pada perubahan berkelanjutan pada kondisi keuangan yang lebih luas.


Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper