Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lesunya Produksi Membuat Laba dan Pendapatan Sumber Tani (STAA) Turun Kuartal I/2023

PT Sumber Tani Agung Resources Tbk. (STAA) mengalami penurunan laba dan pendapatan per kuartal I/2023.
PT Sumber Tani Agung Resources Tbk. (STAA) mengalami penurunan laba dan pendapatan per kuartal I/2023.
PT Sumber Tani Agung Resources Tbk. (STAA) mengalami penurunan laba dan pendapatan per kuartal I/2023.

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perkebunan milik Crazy Rich Medan Suwandi Sudjaja, PT Sumber Tani Agung Resources Tbk. (STAA) mengalami penurunan laba dan pendapatan per kuartal I/2023. Manajemen menilai penurunan disebabkan oleh turunnya produksi CPO.

Direktur Utama STAA Mosfly Ang mengatakan penurunan laba dan pendapatan beriringan dengan turunnya produksi per kuartal I/2023. Hal ini juga disebabkan oleh siklus tanaman di Indonesia.

Selain itu, turunnya harga crude palm oil (CPO) secara internasional hingga 20 persen secara year-on-year (YoY) juga berimbas terhadap kinerja STAA. 

“Setelah siklus seluruh kondisi Indonesia produksi pada kuartal I/2023 menurun. Selain itu, kita juga tahu harga market CPO international juga mengalami penurunan sekitar 20 persen pada kuartal I/2023 dibanding kuartal I/2022,” ujar Mosfly dalam paparan publik, Jumat (19/5/2023).

Adapun produksi tandan buah segar tercatat menurun 0,96 persen menjadi 205.000 ton, CPO turun 1,2 persen menjadi 79.347 ton, serta palm kernel atau kernel sawit turun 2,59 persen menjadi 16.987 ton.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2023, STAA mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp1,16 triliun. Penjualan tersebut turun 28,78 persen dari Rp1,63 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau secara YoY.

Berdasarkan jenis produk, penjualan minyak sawit mencapai Rp1 triliun atau turun 23,11 persen, minyak inti sawit Rp95,32 miliar turun 56,09 persen, dan inti sawit sebesar Rp32,11 miliar turun 55,74 persen.

Selanjutnya, bungkil sawit sebesar Rp22,62 miliar atau turun 27,59 persen, tandan buah segar sebesar Rp8,47 miliar turun 42,05 persen, dan ampas sawit sebesar Rp65 juta turun 98,64 persen.

Sementara berdasarkan pasar geografis penjualan lokal mencapai Rp1,14 triliun atau turun 29,19 persen, sedangkan eskpor sebesar Rp22,62 miliar atau turun 0,35 persen.

Turunnya penjualan bersih STAA juga diikuti dengan surutnya beban pokok penjualan 8,78 persen dari Rp986,3 miliar menjadi Rp899,67 miliar per kuartal I/2023.

Penurunan kinerja STAA juga tercermin pada bottomline dengan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 66,8 persen dari Rp432,38 miliar menjadi Rp143,55 per kuartal I/2023.

Adapun hingga akhir Maret 2023, STAA mencatatkan total aset senilai Rp7,02 triliun. Aset tersebut naik dari Rp7,01 triliun dibandingkan akhir Desember 2022.

Jumlah liabilitas STAA mencapai Rp2,22 triliun per 31 Maret 2023. Angka ini turun dari Rp2,36 triliun per 31 Desember 2022.

Sementara itu, jumlah ekuitas STAA mencapai Rp4,8 triliun per kuartal I/2023. Ekuitas STAA meningkat dari Rp4,64 triliun dibandingkan akhir 2022.

Kemudian untuk kas dan setara kas akhir tahun terjadi penurunan 6,23 persen dari Rp1,8 triliun menjadi Rp1,69 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper