Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Saham Adaro (ADRO) di Tengah Pelemahan Harga Batu Bara

Saham emiten batu bara terafiliasi konglomerat Garibaldi Thohir, PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) telah melemah 47 persen sepanjang 2023.
Saham emiten batu bara terafiliasi konglomerat Garibaldi Thohir, PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) telah melemah 47 persen sepanjang 2023. - Bloomberg/Muhammad Fadli
Saham emiten batu bara terafiliasi konglomerat Garibaldi Thohir, PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) telah melemah 47 persen sepanjang 2023. - Bloomberg/Muhammad Fadli

Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten batu bara terafiliasi konglomerat Garibaldi Thohir, PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) telah melemah 47 persen sepanjang 2023. Namun, analis masih optimistis dan menyematkan rating beli untuk saham ADRO.

Pada penutupan perdagangan Rabu (31/5/2023), saham ADRO ditutup melemah 3,32 persen atau 70 poin menjadi Rp2.040. Kapitalisasi pasarnya Rp65,25 triliun dengan valuasi PER 2,38 kali dan PBV 0,67 kali.

Sebulan terakhir saham ADRO anjlok 31,54 persen. Adapun, sepanjang 2023 saham ADRO sudah turun 47,01 persen. 

Berdasarkan data dari Bloomberg, dari 31 analis, sebanyak 22 analis atau 71 persen masih merekomendasikan beli untuk saham ADRO. Lalu, sebanyak 8 analis atau 25,8 persen merekomendasikan hold untuk saham ADRO, dan hanya satu analis yang merekomendasikan untuk menjual saham ADRO. 

Adapun, Sinarmas Sekuritas dalam riset terbarunya memiliki rating netral terhadap saham ADRO, dengan target harga atau target price (TP) yang diturunkan menjadi Rp2.100 per saham untuk jangka waktu 3 bulan, dan Rp2.200 per saham untuk target 12 bulan. 

Analis Sinarmas Sekuritas Axel Leonardo menuturkan dengan tren harga batu bara yang turun dan naiknya beban biaya, pihaknya melihat potensi bagi saham ADRO untuk upside cukup terbatas. 

Sementara itu, untuk catatan positif, program pembelian saham kembali atau buyback ADRO yang berjalan selama 18 bulan kemungkinan bisa mendorong saham ADRO. 

"Risiko untuk saham ADRO adalah harga batu bara yang lebih rendah dari yang diperkirakan, shortfall pada volume penjualan, dan biaya produksi yang lebih tinggi dari yang diperkirakan," ujar Axel dalam risetnya, Selasa (30/5/2023).

Harga batu bara Newcastle anjlok 3,32 persen pada perdagangan Selasa (30/5/2023). Harga tersebut cenderung turun dari akhir Maret 2023 di kisaran US$200 per ton.

Sebelumnya, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan pergerakan ADRO masih berada pada fase downtrend-nya. Dia menyarankan investor untuk wait and see terlebih dahulu terhadap saham ADRO.

"Sebaiknya investor cenderung wait and see terlebih dahulu, sambil menunggu adanya sinyal reversal," kata Herditya, Senin (29/5/2023). 

Herditya memperkirakan koreksi ADRO akan menguji rentang area Rp1.895-Rp2.000. Adapun area stop loss menurut MNC Sekuritas ada pada level Rp1.870.

===

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper