Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mobil Listrik Kurang Laku, Ini Pendapat Kemenko Marves

Konsumen dinilai masih ragu memilih mobil listrik sebagai kendaraan utama lantaran harga yang masih mahal dan pasokan kurang banyak.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjajal mobil listrik KIA EV6 di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 di ICE BSD, Kamis (11/8/2022) - BISNIS/Khadijah Shahnaz.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjajal mobil listrik KIA EV6 di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 di ICE BSD, Kamis (11/8/2022) - BISNIS/Khadijah Shahnaz.

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) yang dipimpin oleh Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan konsumen di Indonesia masih ragu-ragu untuk membeli mobil listrik.

Menurut Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin, keragu-raguan konsumen membeli mobil listrik tidak lepas dari terbatasnya persediaan serta harga produk yang masih mahal.

“Permintaan masih jadi isu fundamental. Orang yang mau beli masih ragu-ragu karena pilihannya masih sedikit, pabrikannya masih sedikit, dan harganya masih mahal,” kata Rachmat dalam satu acara diskusi di Jakarta Pusat baru-baru ini.

Dia menjelaskan harga mobil listrik di Indonesia masih 30 persen – 40 persen lebih mahal dibandingkan dengan kendaraan roda empat konvensional dengan kualitas yang setara.

Berdasarkan pemaparan yang dia sampaikan, harga mobil listrik yang sudah tersedia di Indonesia untuk segmen high end masih berada di kisaran Rp600 juta – Rp900 juta.

Sementara itu, untuk produk di segmen menengah dengan kisaran harga Rp300 juta – Rp600 juta, pemerintah masih dalam upaya membidik peluang investasi agar pabrikan EV global berinvestasi di dalam negeri.

Dari sisi persediaan, kapasitas produk pabrikan EV yang sudah ada di Indonesia, yakni Wuling dan Hyundai, hanya 29.000 unit pada 2022. Kinerja itu di bawah kebutuhan pasar sebesar 1 juta unit per tahun.

“Ini yang perlu kami handle untuk membuat pasar aware dan tertarik,” kata Rachmat.

Sebab, sambungnya, banyak pabrikan EV global yang tertarik untuk masuk ke Indonesia. Begitu pabrikan tersebut berinvestasi, maka produk-produk yang cocok dengan pasar RI akan ikut dibawa masuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper