Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Energi Diharapkan Jadi Magnet Investasi Jawa Tengah

Sektor energi dan infrastruktur diandalkan untuk mencapai target investasi yakni Rp54 triliun.
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan PLTU di Ujungnegoro, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (16/3/2018)./ANTARA-Harviyan Perdana Putra
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan PLTU di Ujungnegoro, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (16/3/2018)./ANTARA-Harviyan Perdana Putra

Bisnis.com, SEMARANG — Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jateng mengandalkan sektor energi dan infrastruktur menarik banyak investor untuk mencapai target investasi yakni Rp54 triliun.

Kepala DPMPTSP Provinsi Jateng Prasetyo Aribowo menuturkan, sektor energi akan didorong oleh Pemprov untuk menarik investor. Menurutnya, adanya pembangunan PLTU di beberapa daerah akan dimanfaatkan sebaik mungkin.

Dia menuturkan sepanjang tahun 2018 ada 35 Pemilik Modal Asing (PMA) dan 36 Pemilik Modal Dalam Negeri (PMDN) yang berinvestasi di Jawa Tengah.

"Energi tahun ini menjadi andalan kami, sebab pembangunan PLTU di Kabupaten Batang sudah capai 57% dengan kapasitas 2x1000 megawatt yang rencananya akan selesai pada 2020 nanti. Kami harap dengan adanya PLTU ini akan menarik investor sebanyak mungkin," kata Prasetyo Kamis (17/1/2019).

Selain energi lanjut Prasetyo, infrastruktur juga jadi andalan Jateng seperti pembiayaan pembangunan jalan tol Semarang - Demak yang akan memasuki proses lelang pada Februari mendatang.

Di sisi lain Prasetyo menjelaskan, target investasi di Jateng sebenarnya Rp54 triliun. Kendati demikian, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta agar sepanjang 2019 investasi yang masuk harus mencapai Rp56 triliun.

Dia menambahkan, target yang diberikan oleh Gubernur Jateng cukup tinggi. Namun, pihaknya optimistis bisa tercapai dengan beberapa sektor unggulan seperti energi dan infrastruktur.

"Untuk investasi kami sebenarnya menargetkan Rp54 triliun selama 2019. Tapi pak Ganjar menginginkan investasi yang masuk mencapai Rp56 triliun dan saya optimis akan tercapai akhir tahun ini," ujarnya.

Sementara itu lanjut dia, untuk sektor lain seperti industri makanan olahan, tekstile dan industri kimia masih menjadi pendorong investasi di Jawa Tengah. Khusus untuk produk tekstile bahkan menyumbangkan 43% dari total eskpor di Jateng.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jateng Sentot Bangun Widoyono menuturkan, jika tekstil masih menjadi andalan ekspor Jateng sepanjang tahun. Sebab, industri tekstil di Jateng sedang berkembang cukup pesat.

Tekstil dan barang tekstil memberi andil sebesar 43,09%, Kayu dan barang dari Kayu memberi andil 15,61% dan Bermacam barang hasil pabrik memberi andil 10,96%. Nilai ekspor untuk ketiga kelompok komoditas ini pada bulan Desember 2018 masing-masing sebesar US$251,80juta, US$78,94 juta, dan US$64,11 juta.

"Tekstil jadi andalan Jateng untuk eskpor disusul oleh olahan kayu dan barang hasil dari pabrik," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper