Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uji Coba New Normal di Pasar Tradisional, Ini Kesulitan yang Muncul

Karanganyar belum menemukan cara efektif dalam menerapkan sistem simulasi kenormalan baru di pasar tradisional.
Dinas Kesehatan Pemkot Solo menggelar rapid test Covid-19 di pasar tradisional dan pasar modern, Jumat (22/5/2020). JIBI/Solopos-Tro Rahayu
Dinas Kesehatan Pemkot Solo menggelar rapid test Covid-19 di pasar tradisional dan pasar modern, Jumat (22/5/2020). JIBI/Solopos-Tro Rahayu

Bisnis.com, KARANGANYAR — Dinas Perdagangan, Tenaga Kerja, Koperasi (Disdagnakerkop) dan UKM Karanganyar masih memikirkan cara efektif untuk menerapkan simulasi menuju era kenormalan baru atau new normal di pasar tradisional. Kontrol jarak menjadi kendala utama lantaran kondisi dan budaya transaksi di tempat tersebut.

Plt. Kepala Disdagnakerkop dan UKM Karanganyar, Martadi, mengatakan hingga saat ini belum menemukan cara efektif dalam menerapkan sistem simulasi kenormalan baru di pasar tradisional. Meskipun begitu, pihaknya berusaha meminimalisir risiko dengan cara mendisiplinkan penggunaan masker dan cuci tangan sebelum memasuki lingkungan pasar.

“Kalau kenormalan baru di pasar tradisional memang agak berbeda dibandingkan di supermarket atau toko swalayan. Karena budayanya berbeda. Kalau di pasar itu khususnya yang los kan agak sulit menjaga jarak saat transaksi. Beda kalau supermarket bisa diatur sedemikian rupa diberi jarak di kasir dan sebagainya,” ujar dia kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Kamis (28/5/2020).

Selain itu, pihaknya juga mempertimbangkan penggunaan media online sebagai alat membantu transaksi untuk meminimalisir risiko persebaran Covid-19 di pasar tradisional. Hingga saat ini, empat pasar di Karanganyar seperti Pasar Jungke, Pasar Palur, Pasar Nglano, dan Pasar Tegalgede menjadi pilot project penerapan sistem tersebut bekerjasama dengan Gojek sebagai mitra.

Meskipun begitu, Martadi mengakui jika sistem akan perlu waktu untuk diadaptasi masyarakat yang menjadi pelanggan pasar tradisional.

“Sebagian besar warga itu yang ke pasar tradisional karena bisa menawar. Jadi kalau online memang rasanya berbeda karena ciri khas itu. Kalau tidak nawar agak gimana begitu rasanya.Tapi tidak menutup kemungkinan kalau wabah belum berakhir akan kami tambah pasar yang memiliki layanan pembelian online,” imbuh dia.

Terpisah, Bupati Karanganyar, Juliyatmono, mengingatkan kepada pembeli dan pedagang di pasar tradisional dan PKL untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan. Sehingga, harapan memulihkan sektor ekonomi bisa terealisasi.

“New normal ini kan sebuah harapan. Kami ingin dorong agar bisa kembali normal. Tapi memang tidak bisa senormal dulu. Contohnya kalau mau ke pasar atau ke warung harus pakai masker dong,” beber dia.

Sebelumnya, Kasi Usaha Perdagangan dan Perlindungan Konsumen Disdagnakerkop Karanganyar, Eko Supriyadi, mengatakan masing-masing pasar memiliki akun di menu GoShop. Keempat pasar tersebut dipilih lantaran kawasan sekitarnya yang banyak mitra Gojek dibandingkan pasar lainnya.

“Jadi sistemnya pembeli pesan di pasar mana mau beli apa, nah nanti drivernya mau beli di penjual yang mana saja terserah. Ini bisa membuat warga membeli dengan praktis dan aman,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Sumber : JIBI/Solopos
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler