Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jawa Tengah Catat Kenaikan Ekspor Lada Putih

Hingga April 2023, Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang mencatat nilai ekspor untuk komoditas lada putih telah mencapai Rp3 miliar.
Lada putih./Ist
Lada putih./Ist

Bisnis.com, SEMARANG - Komoditas pertanian dari Jawa Tengah masih menjanjikan. Balai Karantina Kelas I Semarang mencatat, salah satu komoditas pertanian yang tengah naik daun adalah lada putih.

"Potensi pasar ekspor lada putih cukup tinggi, sampai dengan April 2023 kami mencatat sertifikasi ekspor lada mencapai 35,7 ton dengan nilai Rp3 miliar. Ada kenaikan lebih dari 300 persen dari tahun 2022 yang hanya mencapai 10 ton dengan nilai Rp1 miliar," jelas Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang, Turhadi Noerachman, Jumat (26/5/2023).

Turhadi menyebut, lada putih menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan dari Kota Semarang. Beberapa negara yang menjadi tujuan pasar bagi komoditas tersebut antara lain Vietnam, China, Taiwan, Jepang, Australia, Nepal, Malaysia, Amerika Serikat, Hongkong, Perancis, hingga Mesir.

Tingginya permintaan pasar pada komoditas lada putih asal Jawa Tengah tersebut, menurut Turhadi, bakal berpengaruh pada nilai jual komoditas. "Hal ini akan menjadi peluang pengembangan budidaya lada putih di Jawa Tengah," tulisnya dalam siaran pers.

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang aktif memberikan sejumlah pelayanan untuk mendukung ekspor lada putih tersebut. Paling anyar, pada pekan lalu, tindakan karantina dilakukan terhadap 15 ton lada putih dengan nilai mencapai Rp1 miliar.

Tindakan tersebut menjadi syarat sebelum komoditas itu dikirim ke Taiwan.Turhadi menjelaskan bahwa dokumen Phytosanitary Certificate menjadi salah satu syarat pengiriman bagi komoditas lada putih. Dokumen tersebut menjadi jaminan bahwa komoditas tersebut telah bebas dari serangga, aman dikonsumsi, dan siap berlayar ke negara tujuan.

Pada perkembangan lain, sebelumnya, Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang mencatat peningkatan permintaan pada 10 komoditas perkebunan. Selain biji kopi, peningkatan ekspor tercatat pada komoditas cengkeh, daun pakis, gula kelapa, biji kapuk, pala biji, serta pinang biji dan tembakau kering.

Sementara untuk komoditas hortikultura, peningkatan permintaan juga terjadi pada komoditas sayuran beku, ubi, dan ketela rambat. Secara keseluruhan, peningkatan volume ekspor untuk produk pertanian Jawa Tengah pada kuartal I/2023 mencapai 9,79 persen apabila dibandingkan dengan Kuartal II/2022.

Turhadi menambahkan, khusus untuk komoditas perkebunan, kenaikan volume ekspor terjadi bahkan hingga 47 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler