Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Strategi Sulsel Atasi Defisit Neraca Perdagangan

Neraca perdagangan Sulsel pada Agustus 2019 sempat menunjukkan kinerja yang tidak menggembirakan. Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel mencatat Sulsel mengalami defisit hingga US$5,59 juta.

Bisnis.com, MAKASSAR -- Neraca perdagangan Sulsel pada Agustus 2019 sempat menunjukkan kinerja yang tidak menggembirakan. Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel mencatat Sulsel mengalami defisit hingga US$5,59 juta.

Adapun faktor pemicu pergerakan neraca perdagangan yang melemah itu karena melonjaknya nilai impor. 

Aktivitas importasi Sulsel memang mengalami peningkatan pesat pada Agustus 2019. Nilai impor Sulsel pada Agustus mencapai US$ 114,80 juta atau mengalami peningkatan sebesar 40,25% bila dibandingkan nilai impor pada Juli 2019.

Nilai eksportasi yang juga mengalami kenaikan pada Agustus dinilai tak mampu menutupi laju impor yang terus bergerak naik. Tercatat, eskpor Sulsel meningkat sebesar 12,47% dibandingkan bulan sebelumnya dengan nilai sebesar US$109,21 juta.

Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah mengaku tak khawatir. Fenomena ini dinilai akan berlangsung sementara.

Nurdin memprediksi neraca perdagangan sudah kembali normal pada September. Tinggal menunggu hasil pendataan BPS pada bulan selanjutnya. 

"Untuk September kemarin kita optimistis tumbuh positif. Sulsel tidak perlu khawatir terhadap krisis. Karena konsumsi kita tidak pernah turun," ungkap Nurdin, Selasa (15/10/2019). 

Ia menilai, Sulsel yang notabene mengandalkan sektor pertanian tidak akan mengalami kesulitan untuk mengembalikan laju neraca perdagangan.

Menurutnya, yang perlu khawatir terhadap krisi neraca perdagangan yakni daerah yang menutamakan sektor industri sebagai tumpuan perputaran ekonomi.

Sementara Sulsel, sektor yang menjadi andalan yakni pertanian dan perkebunan. Karenanya, Nurdin berkomitmen akan meningkatkan produksi untuk komoditas di sektor tersebut.

Salah satunya pada komoditas kakao. Hal tersebut sejalan dengan komitmen Nurdin untuk mengembalikan kejayaan kakao.

"Bagaimanapun kita harus selalu mempersiapkan diri. Intinya bagaimana kita bisa melihat peluang dan potensi yang bisa kita dorong," ungkap Nurdin.

Optimisme serupa ditunjukkan Kepala BPS Sulsel Yos Rusdiansyah. Secara umum neraca perdagangan sudah mulai membaik. Selain dari sektor pertanian, sektor pertambangan Sulsel memberi kontribusi besar terhadap nerava perdagangan Sulsel.

"Bulan kemarin kami lihat mulai membaik. Itu didukung dengan peningkatan produksi dari beberapa sektor. Misalnya dari sektor pertambangan," ungkap Yos.

Meski belum bisa memprediksi stabilitas neraca perdagangan pada bulan selanjutnya. Namun, menurut Yos selama pemerintah dan oihak terkait berkomitmen bersinergi permasalahan tersebut diyakini bisa teratasi.

Dia juga berharap pemerintah bisa memaksimalkan produksi dan melihat potensi pada komoditas lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler