Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Performa Ekonomi Sulsel Minus 3,87%, Prediksi BI Sulsel Meleset

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada kuarta II/2020 terkontraksi sebesar -3,87 persen. Angka tersebut meleset jauh dari perkiraan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulawesi Selatan.
Kendaraan melintas di Jalan Tol Seksi Empat (JTSE) Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (26/2/2020). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Kendaraan melintas di Jalan Tol Seksi Empat (JTSE) Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (26/2/2020). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, MAKASSAR -  Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada kuarta II/2020 terkontraksi sebesar -3,87 persen. Angka tersebut meleset jauh dari perkiraan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulawesi Selatan yang memprediksi pertumbuhan ekonomi Sulsel hanya akan tumbuh melambat pada kuartal II/2020.

Sebelumnya, BI Sulsel memprediksi kondisi perekonomian Sulsel pada kuartal II/2020 hanya akan melambat dibandingkan kuartal I/2020 yang tumbuh di angka 3,7 persen. Namun, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel pada Rabu (5/8/2020), ekonomi Sulsel tumbuh negatif.

Kendati demikian, Kepala BI Sulsel Bambang Kusmiarso sebelumnya tak menampik bahwa pandemi virus Corona atau Covid-19 masih akan menahan kinerja ekonomi Sulsel pada kuartal II/2020. Dia mengatakan, terdapat beberapa sektor yang mengalami perlambatan lebih dalam.

"Sektor tersebut merupakan sektor yang terdampak penyebaran pandemi Covid-19. Misalnya saja, sektor lapangan dan perdagangan," ungkap Bambang beberapa waktu lalu.

Bambang mengungkapkan, secara bertahap akselerasi ekonomi Sulsel bisa terjadi dengan dukungan dan konsistensi kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19 di Sulsel. Termasuk peningkatan pemahaman masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan saat beraktivitas.

Jika sebelumnya pertumbuhan ekonomi Sulsel pada kuartal I/2020 tercatat sebagai pertumbuhan terendah selama satu dekade. Maka, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2020 dipastikan menjadi yang paling rendah. Bahkan jauh di bawah ekonomi nasional yang juga minus di angka 5,32 persen.

Pertumbuhan itu merosot tajam dibandingkan pertumbuhan ekonomi Sulsel pada kuartal IV/2019 sebesar 6,48 persen (yoy). Bahkan sebelumnya, ekonomi Sulsel konsisten tumbuh rerata di angka 7 persen.

Kepala BPS Sulsel Yos Rusdiansyah menjelaskan kontraksi perekonomian Sulsel pada kuartal II/2020 dipicu oleh melambatnya laju pertumbuhan pada sejumlah sektor ekonomi. Misalnya saja transportasi, perhotelan dan restoran, perdagangan, industri pengolahan, dan konsumsi rumah tangga.

"Sektor-sektor tersebut yang paling merasakan imbas dari pandemi Covid-19. Apalagi dengan diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan kebijakan bekerja dari rumah atau WFH oleh sejumlah perusahaan," ungkap Yos, Rabu (5/8/2020).

BPS mencatat sektor transportasi menurun hingga -51,15 persen, penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar -30,91 persen, jasa perusahaan sebesar -27,34 persen, perdagangan besar dan eceran sebesar -8,29 persen, industri pengolahan sebesar -8,23 persen, dan konstruksi sebesar -4,94 persen.

Sementara Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menyatakan bahwa ekonomi yang mengalami kontraksi pada masa pandemi merupakan hal yang wajar. Apalagi 32 dari 34 provinsi di indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi negatif.

"Kan lucu kalau perekonomian kita naik sementara pandemi. Puncaknya ini memang terjadi pada pelaksaan PSBB," ungkap Nurdin.

Namun, Nurdin mengaku optimistis akselerasi perekonomian Sulsel akan lebih menggeliat pada kuartal III/2020. Meski mengalami koreksi, proyeksi ekonomi Sulsel menurut Nurdin bakal tumbuh di angka 4 persen. Pertumbuhan itu didorong oleh pertumbuhan sejumlah sektor salah satunya pertanian, informasi dan komunikasi, dan jasa pendidikan.

Selain itu, isyarat pemulihan ekonomi Sulsel juga mulai terlihat dari aktivitas eksportasi. Yang mana pada pada periode April-Juni, kinerja ekspor Sulsel mengalami peningkatan sebesar 1,66 persen.

"Ini jadi kabar gembira bagi kita. Artinya, aktivitas perekonomian mulai bangkut. Tinggal kita dorong lagi sektor lainnya. Yang penting tetap perhatikan protokol kesehata," jelas Nurdin. (k36)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper