Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sumut Pacu Produksi Kopi, Dicari Investor Besar

Produksi kopi Sumatra Utara dipacu agar bisa menyusul karet dan minyak kelapa sawit  atau CPO (crude palm oil) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Sumatra Utara.
Petani memeriksa tanaman kopi./Antara-Raisan Al Farisi
Petani memeriksa tanaman kopi./Antara-Raisan Al Farisi

Bisnis.com, MEDAN - Produksi kopi Sumatra Utara dipacu agar bisa menyusul karet dan minyak kelapa sawit  atau CPO (crude palm oil) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Sumatra Utara.

Irman, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumatra Utara, mengatakan postur ekonomi Sumatra Utara ditopang produk pertanian. Kendati demikian, dia menyebut pihaknya harus mengembangkan sektor pertanian untuk komoditas lain seperti kopi. Menurutnya, produksi karet dan CPO tinggi karena perusahaan besar menanamkan modal di kedua produk ini.

"Jangan cuma karet dan sawit yang dikembangkan tetapi juga komoditas lain seperti kopi," ujarnya usai menghadiri Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) 2018-2023, Selasa (22/1/2019).

Adapun, di tahun ini diproyeksikan pertumbuhan ekonomi Sumatra Utara sebesar 5,3%. Padahal, pada kuartal III/2018, pertumbuhan ekonomi Sumatra Utara menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sebesar 5,16%.

Dari sisi produksi, tiga lapangan usaha yang memberi peran dominan terhadap PDRB Sumut kuartal III/2018 adalah pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 21,07%; industri pengolahan sebesar 20%; serta perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 18,53%.

Sementara itu, dari sisi ekspor, komoditas pertanian berkontribusi kurang dari 10% yakni sebesar 7,87% namun mengalami pertumbuhan sebesar tipis dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan sisanya masih didominasi dari industri yakni 92,13%.

Perinciannya, dari sisi golongan barang, jenis lemak & minyak hewan/nabati pada Januari hingga November 2018 sebesar US$3,1 miliar; karet dan barang dari karet sebesar US$1,1 miliar; berbagai produk kima US$898 juta; kopi, teh dan rempah-rempah US$423 juta dan bahan kimia organik sebesar US$383 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper