Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Positif, Puluhan Kerbau Mati di Sumsel Terjangkit Ngorok Tagere

Kepala Dinas Peternakan Muratara Ade Mery menjelaskan penyakit Tagere adalah penyakit yang menyerang pernapasan dan kekebalan hewan ternak.
Ilustrasi kerbau/pertanian.go.id
Ilustrasi kerbau/pertanian.go.id

Bisnis.com, PALEMBANG – Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) telah memastikan kematian puluhan kerbau yang terjadi di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) disebabkan oleh penyakit Ngorok Tagere. 

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel Ruzuan Effendi menyampaikan hal itu diketahui usai keluarnya hasil laboratorium pemeriksaan terhadap sampel kerbau yang telah mati mendadak di wilayah tersebut. 

“Kemarin hasil lab sudah keluar, dan positif di dalem sampel terdapat bakteri dari penyakit itu. Jadi bisa dinyatakan kematian (kerbau) itu positif mengalami Ngorok Tagere,” tegas Ruzuan, Jumat (2/6/2023).

Ruzuan mengatakan pasca peristiwa kematian mendadak kerbau-kerbau itu pihaknya juga telah mendistribusikan sebanyak 6.000 vaksin untuk kerbau yang belum terjangkit. 

Seluruh vaksin tersebut, kata dia, telah didistribusikan di seluruh kabupaten dan kota yang ada di Sumsel. Utamanya, vaksin disalurkan di Kabupaten Muratara dan juga Empat Lawang. 

"Yang paling banyak jumlah populasinya di Muratara, sehingga memang kami mendistribusikan vaksin dengan jumlah yang cukup besar ke daerah itu,” jelasnya. 

Di lain sisi, Kepala Dinas Peternakan Muratara Ade Mery menjelaskan penyakit Tagere adalah penyakit yang menyerang pernapasan dan kekebalan hewan ternak.

Ade mengakui bahwa penyakit yang telah menjangkit puluhan kerbau di Muratara tersebut memiliki sifat cepat menyebar dari satu kerbau ke kerbau lain. 

Dia menegaskan untuk saat ini proses vaksinasi telah diberikan pada hewan ternak yang masih hidup. Namun, meski begitu, belum seluruh kerbau di Muratara mendapatkan pengobatan. 

Pasalnya, imbuh Ade, masih banyak hewan ternak yang masih hidup belum dikandangkan oleh pemiliknya. "Kendalanya banyak hewan ternak masyarakat yang diliarkan, jadi susah masuk kandang. Sehingga kita tidak bisa menyuntikan vaksin," jelas dia. (K64)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper