Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi Jatim Masih Kontraksi, Kuartal I -0,44 Persen

dari sisi kinerja produksi, sektor usaha transportasi dan pergudangan mengalami kontraksi paling dalam yakni sebesar -13,30 persen, disusul jasa lainya -8,97 persen dan jasa perusahaan -8,06 persen.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, SURABAYA - Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur pada kuartal I/2021 masih mengalami kontraksi yakni tercatat tumbuh -0,44 persen bila dibandingkan dengan kuartal I/2020.

Namun begitu, bila dibandingkan dengan kuartal IV/2020, tren pertumbuhan ekonomi cukup positif yakni tumbuh 0,11 persen. Kondisi ini menunjukkan aktivitas perekonomian di Jatim terus bergerak sejak kuartal III/2020 hingga saat ini.

Seperti diketahui pada kuartal II/2020, ekonomi Jatim mengalami kontraksi -5,9 persen, lalu pada kuartal III/2020 mengalami kontraksi -3,75 persen, pada kuartal IV/2020 kontraksi bisa semakin ditekan menjadi -2,64 persen dibandingkan periode yang sama 2019.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Dadang Hardiwan menjelaskan dari sisi kinerja produksi, sektor usaha transportasi dan pergudangan mengalami kontraksi paling dalam yakni sebesar -13,30 persen, disusul jasa lainnya -8,97 persen dan jasa perusahaan -8,06 persen.

“Sedangkan dari sisi pengeluaran, kontraksi terdalam terjadi pada komponen ekspor luar negeri -9,94 persen, diikuti pengeluaran konsumsi rumah tangga -1,92 persen,” ujarnya dalam paparan kinerja ekonomi Jatim, Rabu (5/5/2021).

Dia menambahkan, jika melihat kuartal per kuartal, sisi produksi mengalami pertumbuhan yang tertinggi tejadi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 12,23 persen.

“Pertumbuhan dari lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil, sepeda motor sebesar 2,04 persen, serta pengadaan air, pengelolaan sampah dan Daur ulang sebesar 0,93 persen,” katanya.

Sedangkan pertumbuhan kuartal I/2021 dibandingkan kuartal IV/2020 dari sisi pengeluaran terjadi pada komponen impor luar negeri sebesar 10,72 persen. Sedangkan komponen pengeluaran lainnya masih mengalami kontraksi.

Dadang menambahkan masih adanya pembatasan yang berlaku di masyarakat menyebabkan sejumlah sektor terhambat untuk tumbuh, seperti penurunan trafik penumpang di berbagai armada angkutan. Selain itu, penurunan trafik penumpang dibanding kuartal sebelumnya disebabkan oleh masuknya low season di di kuartal I ini.

“Selain itu, Belum pulihnya kegiatan pembangunan infrastruktur yang dibiayai pemerintah juga menyebabkan kegiatan konstruksi masih tertekan,” imbuhnya.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper