Operator Internet Rumahan Ramai-ramai Pacu Bisnis OTT

Leo Dwi Jatmiko
Jumat, 12 Juli 2019 | 11:23 WIB
Layanan triple play/Ilustrasi-tvnerd.com
Layanan triple play/Ilustrasi-tvnerd.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah perusahaan penyedia layanan internet cepat di rumah atau fiber to the home (FTTH), terus menggalakan penjualan apilkasi atau over the Top (OTT), sebagai layanan tambahan yang diberikan kepada pelanggan yang memiliki mobilitas tinggi.

IndiHome, salah satu produk layanan dari PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom) yang memberikan paket layanan komunikasi dan data, turut memasarkan video on demand sehingga pelanggan dapat mengaktivasi dan menonton tayangan langsung di televisi dan di perangkat lain, seperti ponsel pintar, tablet dan komputer.

Direktur Consumer Service Telkom, Siti Choiriana mengatakan penyediaan layanan tersebut merupakan bagian dari upaya meningkatkan pengalaman digital kepada pelanggan.

Diketahui hingga Juni 2019, jumlah pelanggan IndiHome mencapai 6  juta pelanggan. Pencapaian tersebut, kata Siti Choiriana, merupakan prestasi sekaligus motivasi bagi Telkom untuk terus memberikan pengalaman terbaik.

“Langkah ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan pengalaman digital terbaik kepada pelanggan, sesuai dengan kebutuhan keluarga di era digital,” kata Siti Choiriana kepada Bisnis.com, baru-baru ini.

Penjualan aplikasi juga dilakukan oleh PT Link Net Tbk. melalui First MediaX, Link Net menawarkan kepada para pelanggannya aplikasi-aplikasi pilihan.

CEO& President Director PT Link Net Tbk. Marlo Budiman mengatakan, pihaknya telah berkerjasama dengan HOOQ, BeinSport, HBO Go, dan beberapa saluran TV channel lainnya yang memiliki layanan OTT. Termasuk rencananya dengan Netflix pada 2020.

Dia mengatakan kerja sama tersebut untuk mendukung kegiatan para pelanggan yang memiliki mobilitas tinggi dan memerlukan fleksibilitas.  

“Itu [penjualan aplikasi] perlu untuk mendukung mobilitas pelanggan,”kata Malo.

Malo menampik asumsi yang menyebut bahwa penjualan aplikasi akan membunuh bisnis tv kabel. Dia berpendapat bahwa kehadiran aplikasi justru melengkapi bisnis tv kabel.

Disamping itu, lanjutnya, tujuan penjualan aplikasi karena perseroan ingin agar semua kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi oleh Link Net.

Maloi juga berpendapat bahwa kehadiran aplikasi dan fleksibelitas sudah menjadi tren saat ini, sehingga perusahaan perlu menyesuakan dengan tren tersebut.  

“Jadi ibaratnya kami ingin jadi one stop entertainment solution. Pelanggan tidak perlu melirik ke lain hati, lirik saja First Media. Kita tidak bisa melawan tren,” kata Malo.

Diketahui hingga Juli 2019,  jumlah pelanggan home cable Link Net telah mencapai 610.000 pelanggan. Link net menargetkan hingga akhir 2019 jumlah pelanggan menyentuh angka 650.000 pelanggan.

Kemudian jumlah home pass atau kabel yang melewati rumah pada 6 bulan pertama 2019 mencapai 2,4 juta. Adapun target perseroan pada Desember 2019 mencapai 2,8 juta.

Agung Satya Wiguna, Director Enterprise Sales Link Net menambahkan jika membicara tren hakikatnya televisi linier atau siaran langsung saat ini telah ditinggalkan, termasuk pertandingan sepak bola.

Dia mengatakan OTT membantu pelanggan untuk menonton semua tayangan secara langsung kapanpun dan dimanapun.

“Kalau dari sisi televisi linier, kamu tungguin jam berapa keluarnya. Jadi televise linier sudah ditinggalkan meskipun masih ada yang mau,” kata Agung.

Sementara itu, GIG sebuah layanan internet cepat di rumah milik Indosat Ooredoo yang dikelola oleh Indosoat M2, juga melakukan hal yang sama yaitu menjual aplikasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Wahdy Ashari, VP Corporate Communication Indosat M2 berpendapat penjualan aplikasi yang dilakukan perseroan untuk menghadapi pola konsumsi masyarakat yang berubah.

Dia mengatakan saat ini pelanggan GIG berasal dari generasi milenial, yang berbeda pola konsumsinya dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Generasi milenial menyukai hal yang praktis karena memiliki mobilitas tinggi, sehingga mereka jarang meluangkan waktu di rumah untuk menonton tv kabel.

 “Karena itu operator harus lebih gesit untuk melihat kesempatan yang ada itu,” kata Wahdy.

GIG telah bekerjasama dengan layanan Over the Top (OTT) Content berbasis aplikasi, seperti iFlix, sejak awal berdiri. Kerja sama tersebut, akan terus berkembang sejalan dengan makin tumbuhnya layanan OTT di pasar.

Sementara itu XL Home, prouduk layanan internet cepat ke rumah milik PT XL Axiata Tbk. hingga saat ini belum melayani pembelian aplikasi kepada pelanggan mereka. XL Home masih dalam tahap persiapan dengan menyediakan konten yang beragam.

“Saat ini XL Home juga sedang fokus dalam meningkatkan kualitas layanan di entertainment box, yang digunakan untuk akses aplikasi bagi pelanggan residensial yang lebih banyak melakukan akses layanan dari televisi,” kata Group Head Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih.

Diketahui pada 2019, XL Axiata menargetkan penggelaran 500.000 Homepass untuk mendukung layanan XL Home. Penggelaran Homepass masih akan difokuskan pada kawasan Jabodetabek serta beberapa kawasan lainnya di luar pulau Jawa seperti Makassar, Balikpapan, Denpasar, dan Banjarmasin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper