Setelah Lippo Lepas Kepemilikan, Presdir OVO : Sudah Ada Investor Baru

Anggara Pernando
Kamis, 5 Desember 2019 | 17:59 WIB
Karyawan melintas di gerai transaksi pembayaran digital OVO, di Jakarta, Senin (25/3/2019)./Bisnis-Endang Muchtar
Karyawan melintas di gerai transaksi pembayaran digital OVO, di Jakarta, Senin (25/3/2019)./Bisnis-Endang Muchtar
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Layanan pembayaran online PT Visionet Internasional atau OVO menyebutkan saat ini kepemilikan perusahaan terdiri dari banyak pihak.

Teka-teki pemilik baru OVO mengemuka setelah pekan lalu Presiden Komisaris Lippo Group Mochtar Riady mengkonfirmasi kepemilikan Grup Lippo dalam OVO menyusut menjadi 30%.

Meski begitu, Mochtar tidak menjelaskan investor yang mengakuisi 70% saham pada salah satu unicorn Indonesia ini.

Unicorn merupakan istilah untuk perusahaan rintisan yang memiliki nilai valuasi di atas US$1 miliar atau di atas Rp14 triliun. 

Karaniya Dharmasaputra, Presiden Direktur OVO menyebutkan pelepasan saham oleh pendiri merupakan langkah yang lumrah dalam perusahaan teknologi di seluruh dunia.

Dengan besarnya pasar Indonesia maka dibutuhkan upaya percepatan yang luar biasa untuk memenangkan persaiangan sebagai ekosistem layanan keuangan.

"Indonesia market-nya besar, potensinya besar, kemudian dibutuhkan akselesari yang luar biasa, tentu kami [OVO] membutuhkan bukan hanya capital tapi juga teknologi," kata Karaniya di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Kamis (5/12/2019).

Menurutnya, putaran pendanaan yang dilakukan untuk OVO membuat kepemilikan pendiri yakni grup Lippo menjadi menurun. Meski begitu, Karaniya menolak memastikan besaran kepemilikan Lippo dalam OVO menjadi 30% ataupun besaran jumlah putaran pendanaan yang dikumpulkan.

"Soal prosentasenya nanti dijelaskan lagi, mungkin belum [bisa] disclosure tapi sekarang sudah ada [investor baru]," katanya.

Karaniya menyebutkan dengan struktur yang baru maka pemilik modal di OVO menjadi bervariasi. Demikian juga dengan manajemen perusahaan, OVO telah bertransformasi menjadi perusahaan yang independen dan dikelola oleh para profesional.

"Pemilik modalnya itu [sekarang] sudah bervariasi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper