Pelatihan bagi Startup Digelar, Ini Sektor dengan Peluang Terbesar

Rahmad Fauzan
Minggu, 26 Juli 2020 | 19:07 WIB
Ilustrasi kantor startup/Flickr
Ilustrasi kantor startup/Flickr
Bagikan
Bisnis.com, JAKARTA -- Pengembangan startup tahap awal melalui pelatihan-pelatihan yang mulai gencar dilakukan diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan diri pelaku industri startup di Tanah Air.
Pasalnya, program pelatihan semacam ini sempat mandeg selama beberapa bulan akibat terhalang pandemi virus corona (Covid-19) 
Belum lama ini, sejumlah perusahaan rintisan dan investor kembali menjalankan pelatihan dan mentoring dalam program bertajuk Startup Heroes. Selain 44 startup dari seluruh Indonesia, program ini melibatkan sejumlah investor, yakni Sinarmas Land dan Patamar Capital.
Sebelumnya, PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek juga melaksanakan program pelatihan melalui kerja sama dengan Digitaraya dalam program bertajuk Gojek Xcelerate Xtra yang diselenggarakan pada Juli hingga Agustus 2020.
Ketua Umum Asosiasi Startup Teknologi Indonesia (Atsindo) Handito Juwono menilai pengembangan melalui program pelatihan memang sedang diperlukan bagi pelaku industri startup.
"Pasalnya, secara keseluruhan kepercayaan diri pelaku startup memang sedang turun akibat pandemi Covid-19. Jadi, semuanya wait and see," ujar Handito kepada Bisnis, Minggu (26/7/2020).
Berdasarkan catatan Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI), mencatat jumlah perusahaan rintisan di Indonesia pada 2018 mencapai 992 perusahaan. Pada akhir 2020 Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) meluncurkan gerakan 1.000 perusahaan rintisan berbasis digital.
Adapun, agribisnis dinilai masih menjadi sektor yang memiliki peluang paling besar di ekosistem perusahaan rintisan di Tanah Air.
 
Menurut Handito, hal tersebut tidak lepas dari beberapa faktor; pertama, agribisnis masih menjadi primadona karena banyaknya jumlah komoditas yang tersedia; kedua, kontribusi perusahaan besar, seperti Sinarmas, yang besar terhadap ekosistem startup agribisnis.
 
"Jadi, ada dorongan dari perusahaan besar untuk jadi fasilitator," kata Handito.
 
Ketiga, kondisi pasar komoditas agrikultur sedang baik. Handito mengatakan produk-produk agrikultur sedang menjadi primadona di sektor ritel dan ekspor.
"Contoh sederhana, beberapa hari ini akan ada pertemuan dengan pengusaha dari Singapura yang meminta pasokan produk agrikultur dari Indonesia yang cukup banyak. Salah satunya, Singapura perlu pasokan 5 juta telur per hari," tuturnya.
 
Asosiasi dan pemerintah, lanjutnya, sedang membangun kedekatan dengan startup agar dapat menjadi pemasok produk agrikultur lokal ke pasar global, termasuk Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper