Pengiriman Ponsel 5G Masih Dihantui Rintangan. Apa Itu?

Akbar Evandio
Senin, 14 Juni 2021 | 19:00 WIB
Warga menggunakan smartphone berjalan melewati papan Taman 5G di markas Huawei Technologies Co. di Shenzhen, China, Rabu(22/5/2020).Bloomberg/Qilai Shen
Warga menggunakan smartphone berjalan melewati papan Taman 5G di markas Huawei Technologies Co. di Shenzhen, China, Rabu(22/5/2020).Bloomberg/Qilai Shen
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Potensi pengiriman ponsel pintar dengan fitur internet 5G dinilai akan terhambat apabila upaya pemerintah dalam mengimplementasikan regulasi aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk perangkat jaringan generasi kelima belum juga rampung.

“Potensi pengiriman [berpotensi] akan turun, kalau pun naik juga tipis. Namun, tidak besar, apalagi [kelangkaan] chipset saat ini juga agak sulit. Harus segera rampung [regulasinya] karena tren [ponsel] akan ke 5G,” ujar Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi, Senin (14/6/2021).

Menurutnya, saat ini posisi Indonesia yang belum jelas mengenai TKDN 5G, sedangkan minat masyarakat terhadap ponsel dengan fitur jaringan generasi kelima ini cukup besar.

Berdasarkan laporan riset dari DigiTimes Research, pengiriman ponsel pintar didominasi oleh ponsel berfitur 5G selama semester I/2021. Bahkan, dalam setahun penuh, pengiriman ponsel ini diproyeksikan akan mencapai sekitar 500—520 juta unit.

Sementara itu, perkiraan terbaru dari riset Canalys menilai pengiriman ponsel pintar akan tumbuh 12 persen pada 2021 dengan pengiriman mencapai 1,4 miliar unit. Proyeksi kenaikan ini merupakan berita gembira di tengah adanya hambatan dari pasokan, di mana kelangkaan material salah satunya cip masih menjadi masalah utama di tingkat global.

Namun, Manajer Riset Canalys Ben Stanton meyakini data tersebut juga menunjukkan optimisme pemulihan dari tahun sebelumnya, ketika pengiriman turun 7 persen karena kendala pasar utama yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.

“Ketahanan industri ponsel pintar cukup luar biasa. Ada juga momentum kuat di balik handset 5G, yang menyumbang 37 persen dari pengiriman global di kuartal I/2021 dan diperkirakan akan menyumbang 43 persen untuk setahun penuh dengan pengiriman 610 juta unit,” ujarnya.

Menurutnya, kenaikan pengiriman akan didorong oleh persaingan harga yang ketat antar vendor yang banyak yang mengorbankan fitur lain, seperti tampilan atau daya, untuk mengakomodasi 5G di perangkat termurah.

“Pada akhir tahun, 32 persen dari semua perangkat 5G yang dikirimkan akan berharga kurang dari US$300. Sudah waktunya perangkat [5G] untuk diadopsi massal,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper