Tutup Bisnis Logistik JDL Express usai PHK, JD.ID Mau Undur Diri?

Khadijah Shahnaz Fitra
Senin, 23 Januari 2023 | 12:29 WIB
Aktivitas pekerja di Warehouse JD.ID Marunda, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (11/12/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas pekerja di Warehouse JD.ID Marunda, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (11/12/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - JD.ID, startup vertikal e-commerce, menutup atau layanan logistik miliknya, JDL Express Indonesia usai sebelumnya sempat dua kali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 2022.

Berdasarkan laman resmi JDL EXpress, Senin (23/1/2023) , layanan ini ditutup sejak kemarin pada tanggal 22 Januari 2023. JDL Express pun mengatakan bagi konsumen yang terkendala pengiriman paket masih dapat menghubungi Customer Experience JDL.

"Apabila terdapat kendala dengan pengiriman paketmu, silakan hubungi Customer Experience kami," ujar JDL Express Indonesia.

Adapun, logistik e-commerce ini semenjak awal tahun baru telah menghentikan pendaftaraann konsumen baru. Penutupan logistik ini pun berselang dua bulan setelah JD.ID melakukan pemangkasan kedua pada 2022.

Sepanjang 2022, JD.ID melakukan pemangkasan selama dua kali pada bulan Mei dan November 2022. PHK kedua tersebut dinilai sebagai langkah perusahaan menghadapi perubahan bisnis.

Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID Setya Yudha Indraswara mengatakan langkah efisiensi ini diambil perusahaan sebagai menjawab tantangan perubahan bisnis yang sungguh cepat belakangan.

"Salah satu Langkah yang diambil manajemen adalah melakukan perampingan agar perusahaan dapat terus bergerak menyesuaikan dengan perubahan," ujar Setya, Selasa (13/13/2022).

Penghentian ini juga dikaitkan kepergian JD.ID dari Indonesia, sebelumnya ada kabar bahwa e-commerce raksasa asal China, JD.com yang juga merupakan induk dari JD.ID yang mempertimbangkan untuk mundur dari pasar di Indonesia dan Thailand.

Dilansir dari South China Morning Post, Kamis (1/12/2022), alasan JD.com berencana mundur dari kedua pasar terbesar di Asia Tenggara dikarenakan ingin mempertajam fokusnya untuk mengurangi kerugian di wilayah tersebut dan memperkuat operasi di pasar dalam negerinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper