JAKARTA: Kehadiran Pelabuhan Cilamaya,Karawang akan memindahkan konsentrasi logistik dan proses pengangkutan/delivery barang dan petikemas ekspor impor dan antar pulau sekitar 40% dari total volume barang yang selama ini dilakukan dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok.
Ketua Organda Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) Tanjung Priok Gemilang Tarigan mengatakan, kehadiran Pelabuhan Cilamaya juga dinilai cukup tepat sebagai penopang pelabuhan Priok yang kini sudah over capacity.
“Kalau di bangun pelabuhan baru di daerah tersebut (Cilamaya,Karawang) saya rasa sangat tepat lokasinya sebab selama ini hinterland Tanjung Priok berasal atau didominasi dari industri Jawa Barat dan sektarnya,” ujarnya kepada Bisnis, sore ini (22/5).
Dia mengagatakan selain bisa menekan tingkat kemacetan di jalan raya, dengan hadirnya Pelabuhan Cilamaya diharapkan mampu menyediakan layanan logistik nasional yang lebih efisien. “Karenanya infratrukturnya termasuk akses jalannya mesti disiapkan dengan baik,” paparnya.
Gemilang mengatakan, selama ini distribusi kargo dan peti kemas dari dan ke pelabuhan Tanjung Priok adalah untuk melayani hinterland (daerah pendukung) industri di Bandung,
Cikampek,Karawang sebanyak 70%, sedangkan sisanya untuk wilayah Bogor dan sekitarnya 10%, kemudian Cilegon dan Tanggerang dan sekitarnya 20%. “Kalau Cilamaya di bangun dan di operasikan, maka pada tahap awal bisa mengalihkan konsentrasi 40% kegiatan delivery kargo dari Bandung, Cikampek dan Karawang yang sebelumnya melalui Priok,” ujarnya.
Dia optimistis, pasar angkutan pelabuhan di Tanjung Priok tidak akan tergerus dengan kehadiran pelabuhan Cilamaya tersebut. “Angkutan hanya menjalankan fungsi distribusi,jadi dimanapun muatannya akan di angkut,” ungkapnya.
Proyek pembangunan Pelabuhan Cilamaya, sudah masuk sebagai bagian dari rencana pengembangan pelabuhan Tanjung Priok sesuai rencana induk pengembangan kepelabuhanan nasional yang di susun Kementerian Perhubungan. Saat ini studi Cilamaya sedang difinalkan pihak pemerintah dan Japan International Cooperation Agency (JICA).
Siswanto Rusdi, Direktur National Maritime Institute (Namarin) Jakarta, berharap Pemerintah tidak mengulangi blunder dalam proses pembangunanan pelabuhan sebagaimana yang terjadi pada proyek lelang pembangunan terminal Kalibaru-Jakarta.
“Contohnya, peserta tender di Kalibaru ketika itu kebanyakan hanya mengantongi izin BUP (Badan Usaha Pelabuhan)yang baru baru dan umumnya minim pengalaman mengelola pelabuhan dan belum memiliki akses ke sumber permodalan besar. Ini yang saya sebut blunder,” ujarnya dikonfirmasi Bisnis (22/5).
Blunder selanjutnya, kata dia, pemerintah tidak konsisten dengan tender Kalibaru yang sudah dilaksanakan. “Masak sudah dilaksanakan prakualifikasi, lantas dibatalkan?,”sergah Siswanto.
Karena itu, Namarin mengusulkan jika nantinya pembangunan Pelabuhan Cilamaya dilakukan melalui proses tender sebaiknya pesertanya di batasi hanya perusahaan yang telah berkecimpung di bisnis pelabuhan dan memiliki akses permodalan. (msb)
BERITA FINANSIAL PILIHAN REDAKSI:
METRODATA ELECTRONICS Siapkan Right Issue
PASAR SURAT UTANG: Investor Cenderung Wait & See
Danareksa Investment Rilis RDPT Infrastruktur
AKSI ALIBABA: Berniat Beli Sahamnya Dari Yahoo! Senilai US$7 Miliar
HARGA EMAS: Pasar Keuangan Tertekan, Logam Mulia Melonjak
TRANSAKSI AFILIASI: Adi Karya Pinjamkan APR Rp57,1 Miliar
TOPIK AKTUAL PILIHAN REDAKSI:
KASUS NARKOBA: Sabu-Sabu Di Sumut Banyak Berasal Dari Malaysia
TRAGEDI SUKHOI: Wah.. Ada Dugaan Penipuan Jamsostek!
JUSUF KALLA: Memimpin Bisnis Beda Dengan Pemerintahan
DAUD YORDAN Naik Ring Lagi Juli
ENGLISH NEWS:
PALM OIL Climbs As Biggest Weekly Drop In 5 Months Lures Buyers
PLN To Spend IDR2.54 Trillion For VILLAGE ELECTRICITY Program
ARC Broadens Relationship With ANGLO AMERICAN In Indonesia
MARKET OPENING: Index Fall 46.79 Point
MARKET MOVING: BCA Eyes IDR4 Trillion Infrastructure Loans
RUPIAH Advances Most In Two Weeks On CHINA Pledge
JANGAN LEWATKAN> 5 Kanal TERPOPULER Bisnis.Com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google
News dan WA Channel