JAKARTA: Pengembangan hutan tanaman rakyat (HTR) menyimpan potensi ekonomi yang menggiurkan. Kementerian Kehutanan memproyeksi kue bisnis yang diperoleh dari pemanfaatan HTR dapat mencapai US$ 180,8 miliar hingga 2014.
Staf Ahli Menteri Kehutanan Bidang Pemberdayaan Lembaga Masyarakat Desa Hutan San Afri Awang mengungkapkan Kemenhut berencana mencadangkan 5,4 juta hektar kawasan hutan untuk diberdayakan sebagai HTR, hutan desa, serta hutan kemasyarakatan.
Menurut San Afri, pemanfaatan hasil hutan kayu berbasis HTR bernilai ekonomi hingga Rp 300 juta per hektar. Dengan begitu, Dia menilai perubahan orientasi industri pengolahan kayu dari hutan alam ke hutan rakyat perlu segera didorong.
“Sebaiknya, ke depan masyarakat diberikan keistimewaan penuh untuk memeroleh izin HTR,” ungkapnya pada diskusi dwimingguan dengan wartawan hari ini, Selasa 22 Mei 2012.
Kemenhut akan memberikan izin pemanfaatan HTR untuk perseorangan maksimal 15 hektar, sedangkan koperasi kelompok petani akan dialokasikan kawasan hutan produksi seluas 700 ha. San Afri optimistis pengembangan HTR otomatis akan menghidupkan gairah industri pengolahan dan tersedianya pemetaan pasar di setiap daerah.
Namun, hingga kini, hutan rakyat yang terealisasi baru sekitar 3,5 juta ha sejak digagas 30 tahun lalu dan masih tersentralisasi di pulau Jawa. Kementerian Kehutanan berencana mengembangkan 15.000 unit KBR dengan pasokan 750 juta batang bibit ke seluruh daerah di Indonesia. Total dana yang dianggarkan mencapai Rp 800 miliar untuk menunjang proses pembibitan, penanaman, hingga perawatan.
Direktur Bina Perhutanan Sosial Haryadi Himawan menuturkan industri pengolahan kayu berbasis hutan alam mengalami kekurangan bahan baku. Dia menilai pemanfaatan HTR ke depan akan menjadi lumbung bahan baku utama industri pengolahan kayu.
Menurut Haryadi, pola tanam yang dapat dikembangkan pada hutan rakyat sangat beragam mulai dari monokultur, multikultur, hingga agroforestri. Hanya saja, hingga kini sistem pemanenan belum mempertimbangkan aspek kelestarian.(msb)
BERITA FINANSIAL PILIHAN REDAKSI:
METRODATA ELECTRONICS Siapkan Right Issue
PASAR SURAT UTANG: Investor Cenderung Wait & See
Danareksa Investment Rilis RDPT Infrastruktur
AKSI ALIBABA: Berniat Beli Sahamnya Dari Yahoo! Senilai US$7 Miliar
HARGA EMAS: Pasar Keuangan Tertekan, Logam Mulia Melonjak
TRANSAKSI AFILIASI: Adi Karya Pinjamkan APR Rp57,1 Miliar
TOPIK AKTUAL PILIHAN REDAKSI:
KASUS NARKOBA: Sabu-Sabu Di Sumut Banyak Berasal Dari Malaysia
TRAGEDI SUKHOI: Wah.. Ada Dugaan Penipuan Jamsostek!
JUSUF KALLA: Memimpin Bisnis Beda Dengan Pemerintahan
DAUD YORDAN Naik Ring Lagi Juli
ENGLISH NEWS:
PALM OIL Climbs As Biggest Weekly Drop In 5 Months Lures Buyers
PLN To Spend IDR2.54 Trillion For VILLAGE ELECTRICITY Program
ARC Broadens Relationship With ANGLO AMERICAN In Indonesia
MARKET OPENING: Index Fall 46.79 Point
MARKET MOVING: BCA Eyes IDR4 Trillion Infrastructure Loans
RUPIAH Advances Most In Two Weeks On CHINA Pledge
JANGAN LEWATKAN> 5 Kanal TERPOPULER Bisnis.Com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel